Page 115 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 115
a. Faktor Penyebab Pencemaran Tanah
setelah memahami apa itu pencemaran tanah, pertanyaan penting berikutnya adalah:
sebenarnya, apa yang menyebabkan tanah bisa tercemar? Jika kita telusuri lebih jauh, ada
banyak faktor yang berperan, baik dari aktivitas manusia maupun dari proses alamiah.
Namun, fakta yang tak terbantahkan adalah sebagian besar pencemaran tanah berasal dari
ulah manusia sendiri. Dalam keseharian, kita sering tidak sadar bahwa perilaku kecil yang
kita lakukan bisa meninggalkan jejak buruk pada tanah. Mari kita bahas lebih rinci faktor-
faktor penyebabnya.
1) Limbah Industri
Salah satu penyumbang terbesar pencemaran tanah adalah limbah industri.
Pabrik-pabrik yang memproduksi barang kebutuhan sehari-hari seringkali menghasilkan
limbah dalam jumlah besar. Tidak semua industri memiliki sistem pengolahan limbah
yang baik, sehingga zat berbahaya seperti logam berat (merkuri, timbal, arsenik,
kadmium) dibuang begitu saja ke tanah. Akibatnya, tanah menjadi tercemar dan
kehilangan fungsi alaminya. Bayangkan jika sebuah kawasan industri membuang limbah
cairnya langsung ke lahan terbuka. Dalam jangka panjang, lahan tersebut akan menjadi
tandus, dan racunnya meresap ke air tanah. Dampak yang lebih berbahaya adalah
ketika logam berat itu masuk ke dalam rantai makanan, karena bisa menyebabkan
penyakit serius seperti gangguan saraf dan kanker.
Selain logam berat, limbah kimia dari industri tekstil, plastik, maupun farmasi juga
mengandung senyawa beracun yang sulit terurai. Zat-zat ini bisa bertahan lama di
tanah, bahkan hingga puluhan tahun. Jika kita ibaratkan tanah sebagai “paru-paru
bumi”, maka limbah industri ini adalah asap hitam yang membuat paru-paru itu sesak
dan lama-lama mati. Oleh karena itu, faktor limbah industri menjadi salah satu
penyebab utama pencemaran tanah yang paling sulit ditangani.
2) Pertanian Modern: Pestisida dan Pupuk Kimia
Pertanian modern memang telah membantu manusia memenuhi kebutuhan
pangan dengan cepat. Namun, penggunaan pestisida dan pupuk kimia berlebihan justru
menjadi bumerang. Pada awalnya, pestisida digunakan untuk membunuh hama dan
pupuk kimia digunakan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman. Tetapi residu
bahan kimia ini tidak sepenuhnya hilang, melainkan mengendap di dalam tanah.
Akibatnya, mikroorganisme yang seharusnya menjaga kesuburan tanah ikut mati. Lama-
kelamaan, tanah kehilangan keanekaragaman hayatinya dan berubah menjadi lahan
yang “sakit”.
107

