Page 116 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 116
Bayangkan saja jika setiap musim tanam, petani menambahkan pupuk kimia dalam
jumlah besar. Tanah mungkin terlihat subur dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka
panjang tanah itu ketergantungan pada pupuk kimia. Sama halnya seperti seseorang
yang terlalu sering mengonsumsi obat kuat, tubuhnya mungkin tampak bertenaga
sementara, tetapi organ dalamnya rusak perlahan. Demikian pula tanah, ia bisa menjadi
media tanam yang semu suburnya, tetapi di balik itu kualitasnya hancur.
3) Sampah Rumah Tangga
Faktor lain yang sering diabaikan adalah sampah rumah tangga. Setiap hari,
manusia menghasilkan sampah, mulai dari sisa makanan, plastik, logam, hingga barang
elektronik yang sudah tidak terpakai. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang
membuang sampah sembarangan ke tanah. Plastik dan logam adalah bahan yang sangat
sulit terurai, bahkan bisa bertahan ratusan tahun. Sampah elektronik seperti baterai
atau alat listrik bekas mengandung logam berat berbahaya yang bisa meresap ke dalam
tanah.
Banyak orang mengira bahwa sampah yang ditimbun di tanah akan hilang begitu
saja. Padahal, sampah plastik dan logam justru tetap berada di sana, merusak struktur
tanah, mengganggu porositasnya, dan menghambat pertumbuhan tanaman. Lebih
parah lagi, zat berbahaya dari sampah elektronik bisa larut ke dalam air tanah dan
mencemari sumber air minum. Jadi, kebiasaan sederhana membuang sampah
sembarangan ternyata menyumbang besar terhadap pencemaran tanah.
4) Aktivitas Pertambangan
Kegiatan pertambangan, baik batu bara, emas, maupun mineral lainnya, juga
menjadi penyebab utama pencemaran tanah. Pertambangan biasanya dilakukan dengan
cara menggali dan mengupas lapisan tanah dalam jumlah besar. Proses ini merusak
struktur tanah, menghilangkan vegetasi, dan meninggalkan limbah berupa tailing (sisa
pengolahan mineral) yang beracun. Tailing seringkali mengandung sianida atau merkuri,
yang sangat berbahaya jika meresap ke tanah.
Selain itu, bekas lahan tambang yang tidak direklamasi akan meninggalkan “luka”
permanen pada permukaan bumi. Tanah di wilayah itu menjadi tidak produktif lagi,
bahkan tidak bisa ditanami. Jika tidak ditangani, kawasan bekas tambang bisa menjadi
sumber pencemaran tanah dan air yang sulit dipulihkan.
5) Bencana Alam dan Faktor Alamiah
Meski sebagian besar pencemaran tanah disebabkan oleh manusia, ada juga
faktor alamiah. Misalnya, letusan gunung berapi yang mengeluarkan material beracun
108

