Page 193 - THAGA 2024
P. 193

yang  sempurna?  Jika  orang  sudah  berbuat  salah,  apa  yang
              harus kita lakukan? Apakah kita akan menjerumuskannya lebih
              jauh kepada dosa, atau memaafkannya?”
                  “Tapi gak semua orang sama dan sanggup, Mas Gal. Kalau
              pun saya harus kembali. Saya ingin balas dendam dulu. Dia
              bisa selingkuh, saya juga bisa. Malah lebih dari yang dia lakukan
              juga saya bisa Mas Gal. Cuman saya bingung harus dengan
              siapa saya membalaskannya. Mana ada yang mau sama saya,
              Mas Gal.” Nadanya penuh luapan emosi, napasnya mendadak
              memburu, kulit wajahnya memerah dan mungkin hatinya kini
              lintuh.
                  Dengan  pernyataan  Nabila  itu,  aku  yakin  dia  pasti  mau
              melakukan  denganku  jika  saja  aku  mengatakan  bersedia
              menjadi partner balas dendamnya. Namun, itu akan membuat
              hal ini menjadi tampak terlalu mudah dan menjadikanku kurang
              halus dalam melancarkan keinginan itu. Jadi, aku memilih tetap
              dingin seolah tak menginginkannya.
                  “Istighfar, Nab ...! Jangan maksiat dibalas maksiat. Dosanya
              besar. Jadi apa bedanya kamu dan dia kalau begitu? Mungkin
              saat ini kamu terbawa emosi dan terbawa perasaan. Hati-hati,
              ya, karena mungkin perasaan ini hanya kompensasi dari sebuah
              keadaan. Tapi kalo kamu meminta aku yang jadi partner balas
              dendammu, dengan terpaksa dan berat hati aku coba iyakan.”
                  Ah  terkutuk,  kenapa  malah  keluar  kata-kata  seperti  itu,
              padahal awal kalimat sudah benar, tapi diakhir kalimat kenapa
              mulut ini malah mengiyakan. Ini pasti kerjaan si A’war atau kalo
              gak memang akunya yang kalah dengan nafsu. Ini terlalu mudah,
              aku yakin ini hanya pengaruh bisikan si A’war dengan pangkat
              calon anggota yang lemah. Padahal jika harus bertarung, aku
              berharap si A’war dengan pangkat jenderal yang menjadi lawan
              sepadan. Tidak, aku tidak boleh kalah sama si A’war berpangkat

                                                              THAGA      185
                                                                GALGARA
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198