Page 238 - THAGA 2024
P. 238
“Siapa, Gal? Malam-malam telfon?” tanya Nastiti penasaran
yang mulai mengikutiku menegakkan punggung di sandaran
kasur.
“Eh, Nas. Kamu ke sini sebenernya ada giat, gak?” selidikku
menatap wajahnya yang acak.
“Ehm kenapa emang, Gal?” Dia balik bertanya sembari
menyugar rambutnya yang ikut teracak.
“Kenal Pak Junaedi, gak? Barusan telfon aku. Kayaknya
beliau mau ngisi acara di hotel ini. Dan nginep di lantai yang
sama seperti kamu. Setauku, biasanya kalo begini, kan, kamu
lagi ada tugas di sini. Mungkin semacam meeting?”
“Loh, yang nelpon Pak Junaedi? Dia pembicara, loh, Gal di
acara nanti. Ya, bener, sih, Gal aku ke sini karena ada acara.
Tapi sebenernya juga tujuanku ke sini buat nemuin kamu.
Makanya aku panggil kamu, “ sahutnya dengan menyurukkan
wajah ke pundakku.
“Ah, sial! Terus ... kenapa kamu ngajak ke Bromo? Bukankah
kamu bakal ada giat besok? Soalnya Pak Junaedi bilang mulai
besok acara beliau di sini,” tuntutku kesal.
Nastiti terkikik, “Rencananya aku mau absen, Gal. Paling
yang dibicarakan, ya, itu itu aja, abis itu bagi bagi kue, abis
itu acara bebas,” jelasnya sambil menatapku dengan puppies
eyes.
Aku menelan ludah, “Ya, gak boleh gitu, dong, Nas. Inget
kamu dipilih rakyat buat mewakili mereka. Ini kamu malah mau
gunakan waktu buat kepentingan pribadimu. Gimana coba?”
Telapak tanganku merangkum kedua pipinya menjadi mulut
ikan koi.
“Alah, Gal tenang saja kali. Aku lebih paham agendaku.
Udah santai tetep pada plan kita. Eh, betewe ada bisnis apa
230 THAGA
GALGARA