Page 30 - THAGA 2024
P. 30

Rina terdiam sejenak, “Kak Gal tau vcs, gak?” Suaranya
           pelan sedikit berbisik.
               Otakku  mencerna.  “  Video  call  ...  “  Aku  menggantung
           kalimat.
               “Hu’um ....” Jemarinya meremas tanda gugup. “Itu, Kak.”
               Kedua bola mataku memindai kuku-kuku pada jemarinya,
           terlihat kuku pada jari tengah kanannya berbeda. “Jika semua
           jarinya  berkuku  panjang,  tapi  kuku  pada  jari  tengahnya
           terpotong pendek, dan itu sebelah kanan. Artinya jari tersebut
           digunakan sebagai alat istimna,” pikirku. Aku menghela napas
           panjang seraya memalingkan muka agar Rina tetap nyaman.
           Bagi kamu yang bingung arti istimna, itu artinya masturbate.
               “Dia ajak Rina begitu.”
               Bibirku terkunci dan enggan menanggapi. Fakta ini cukup
           membuatku terhenyak.
               “Setelah itu dia ngancem Rina, Kak.”
               Aku terdiam dan menatapnya dalam.
               “Rina direkam. Kalo gak mau video diri Rina tersebar, Rina
           harus bayar.” Wajahnya gusar.
               Aku  menutup  mata  sejenak,  mencoba  menggunakan
           empati  dan  memahami  kondisinya.  Aku  harus  sungguh-
           sungguh  menolong  Rina  dengan  ilmu  yang  telah  dititipakan
           Tuhan. Aku teringat pesan dalam buku Anggukan Ritmis Kaki
           Pak Kiai karya Emha Ainun Nadjib, ‘Antum A’lamu Bi-Uumuri
           Dunyakum’ sabda Rasulullah SAW. Engkau lebih tahu, Engkau
           harus lebih tahu, Engkau harus sungguh-sungguh menguasai
           permasalahan dunia di mana engkau hidup.
               Modus ini sebenarnya lagu lama, hanya saja Rina kadung
           percaya. Aku pun kembali menyadari wanita mudah dipengaruhi.
               “Rin,  maaf,  ya.  Kamu  sudah  lihat  rekamannya,  beneran
           ada?”

          22   THAGA
                  GALGARA
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35