Page 310 - THAGA 2024
P. 310
Nastiti tertawa tipis, “Aku selalu rindu bisa ketawa bareng
kamu, Gal. Seperti bisa menjadi diriku sendiri kalau sama
kamu. Kamu selalu berhasil membuat aku jadi apa adanya
dan bersyukur atas apa yang aku punya. Seperti disaat semua
lelaki berlomba memuja dan menginginkan aku dan segala
kekayaanku, kamu malah ajak aku naik motor sederhana
malam-malam cuman buat nongkrong makan gorengan di
warung susu.”
Wajahku tentu tersipu dibuatnya. Hatiku membatin, “Kamu
lagi gak tau saja kalo itu salah satu strategiku untuk tampil
berbeda dari lelaki lainnya. Aku sudah tau kamu pasti bosan
dengan romantisme, makanya aku pake cara yang berbeda.
Kuncinya aku akan memberi sensasi berbeda untukmu.
Sensasi yang gak pernah kamu rasakan. Sensasi yang kadang
menegangkan dan gak bakal terlupakan.”
“Entah aku selalu ngerasa ngobrol sama kamu meski
topiknya umum, dangkal dan biasapun bisa menjadi menarik.
Mungkin aku sudah senyaman itu sama kamu, Gal atau
mungkin aku sudah sesayang itu sama kamu.” Matanya sendu.
“Terimakasih, Nas. Jika itu benar adanya, aku bersyukur
karena bisa menghadirkan rasa sayang yang begitu besar
dalam diri seseorang,”
Batinku bilang, “Bukan cuman seorang, sih, Nas, tapi
beberapa orang atau sekarang lebih tepatnya banyak orang.”
“Aku gak mau lagi ngerasain bersama banyak orang tapi
hatiku tetep kerasa hampa karena gak bareng kamu lagi. Aku
gak pengen lagi kita pisah setelah melewati semua ini, Gal.”
Nastiti menatap mangkuk mi, biasanya begini tandanya minta
disuapin.
“Mau mi nya? Aku suapin, ya.” Kulihat banyak mata menatap
kami. Aku cuek dan merasa bangga saja melakukan itu di depan
302 THAGA
GALGARA