Page 321 - THAGA 2024
P. 321

motorannya gak papa, yang penting sama kamu. Aku gak mau
              kamu tinggal lagi.” Kedua tangannya mencengkram lenganku.
                  Benar juga, dia lebih aman jika bersamaku. “Yasudah ayok
              kita pulang. Ini minum dulu!” Tanganku menjumput sebutir obat
              penenang merek Mercy.
                  Rasa  bersalah  terbit.  Dalam  panjangnya  perjalanan,  aku
              bersenandika dengan hati yang masygul. “Terkadang aku yang
              biasa bertindak sebagai pelaku tindakan itu juga bisa ngerasa
              sedih kala kejadian  seperti ini menimpa  orang terdekat dan
              yang kami sayangi. Mungkinkah aku terlalu banyak menyakiti
              sehingga  aku juga harus  merasakan  rasanya sakit yang
              ditanggung  Nastiti. Tuhan apakah ini yang disebut  sebab
              akibat? Terlalu saru jika kusebut karma. Jika iya, ampuni kami
              yang sudah melampaui batas.”



































                                                              THAGA      313
                                                                GALGARA
   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326