Page 379 - THAGA 2024
P. 379
kita sebagai makhluk hanya bisa menerima apa pun takdir
yang sudah digariskan. Gak bisa ditolak apalagi menghindar,
kita berdoa saja, Mas, semoga rencana Allah lebih baik dari
apa yang kita rencanakan. Apalagi kamu orang baik, Mas,
Allah pasti mempunyai rencana yang indah untukmu. Yakin dan
percayalah.”
“Benar. Hanya waktu yang nanti bisa menjawab
semuanya.” Napasku terdengus lepas. “Sebenernya kalo boleh
memilih, lebih baik aku tinggal bersamamu menjadi orang desa
yang mencari rejeki hanya sekedar saja untuk menegakkan
punggung. Beribadah bersama hingga maut menjemput.
Daripada kehidupan yang penuh onak dengan beban tanggung
jawab kelak di hari hisab.” Dadaku terasa nyeri mengingat jalan
hidupku sendiri. Aku mencecap kembali jahe hangat yang kini
mulai turun suhunya.
“Zaman sekarang semua melihat bibit, bebet, bobot, Mas.
Langka dapet yang gitu.”
“Setuju. Apalagi zaman sekarang perempuan bukan melihat
tampang tapi materi. Kecuali perempuan dengan banyak
materi, maka dia akan melihat tampang dan materi. Makanya
terkadang aku hanya memungut mereka yang tersisihkan, Dek.
Meremajakan mereka kembali dan memberi harapan indah
tentang hidup yang harus dijalani karena sejatinya kita semua
hidup berproses.”
“Nah bener, Mas. Itulah kenapa tujuan kita hanya menunggu
waktu salat dan mati. Apalagi kebahagiaan itu bukan hanya
tentang harta. Tapi kebahagiaan datang dari hati yang tenang,
sabar dan ikhlas menghadapi semua ujian kehidupan. Seperti
untuk apa harta berlimpah jika terus saja diberi musibah?
Apalagi harta yang didapat dari cara yang salah, tentu mudah
THAGA 371
GALGARA