Page 381 - THAGA 2024
P. 381
Meski tak ada kekuatan hukum atau agama yang mendasari
kecintaannya padaku. Dia punya cinta dan pengorbanan yang
atasnya kami bisa saling melengkapi dan menguatkan tanpa
ingin memiliki.”
“Benarkah ada perempuan sebaik itu, Mas?” Tangannya
menggenggam tanganku yang kini melingkardi depan perutnya
yang lembut.
“Ada. Tapi aku bagai mencintai seseorang yang tak pernah
bisa aku raih. Aku tak ingin merusaknya karena alam kami
berbeda. Namanya Ratu. Kami tak pernah bersatu karena
mengemban tugas masing-masing. Aku sebagai manusia dan
dia sebagai makhluk lainnya. Meski begitu ikatan batin kami
sangat kuat. Tiap bulan purnama aku akan menatap bulan dan
duduk menunggunya.”
“Heh, maksud, Mas dia makhluk lain itu bukan golongan
manusia, dari golongan jin, kah?” Tubuhnya direbahkan tak lagi
menghadap tembok. Matanya lurus menatap langit-langit yang
mengedarkan sinar lampu kuning temaram.
“Lalu perempuan seperti apa, Mas yang bisa buat kamu
berhenti? Kamu sudah menikah dan punya pasangan makhluk
lain pun belum menghentikan rasa cukupmu.”
Kuusap kasar wajahku yang sudah penuh peluh hasrat, lalu
menjambak rambutku sendiri seolah-olah aku juga tak tau atas
jawaban pertanyaannya.
“Aku pernah diramalkan oleh eyang dari seorang kenalanku
yang perempuan alias teman dekat saja aku menyebutnya di
depanmu. Dia mengatakan jika aku seperti pohon. Akarnya
banyak. Pernah gak bertanya kenapa aku ditakdirkan bisa
menjadi seperti pohon yang punya banyak akar?”
“Entah, Mas.” Dia menggesar tubuhnya di posisi kembali
menghadap tembok.
THAGA 373
GALGARA