Page 386 - THAGA 2024
P. 386
Adek janji akan jadi istri yang baik,” ungkapnya tulus dengan
mengunggah janji.
Malam itu kami tutup dengan perbuatan keji yang sudah
diperbolehkan. Dinginnya hawa diluar tak mempengaruhi
kami yang semakin malam semakin menghangat. Suara
desah lenguh dua anak manusia malam itu terdengar penuh
penghayatan.
Kami pun terlelap dengan tubuh yang masih menyatu.
Suara kokok ayam bahkan lonceng penjual susu di pagi
hari tak terdengar di rungu.
j
Aku terkesiap kala menatap am dinding di kamarnya menunjuk
angka 10 pagi. Arum sudah tidak ada di pembaringannya. Aku
menyingkap selimut lalu beranjak. Melangkah gontai ke air, aku
menyeleseikan segala pembuangan dan membasuh muka.
Derak pintu kamar terbuka lalu tertutup kembali. Suara
langkah kaki terdengar sedang mendekatiku. “Nak Galang
sudah bangun? Ayo sarapan dulu sini, sudah ibu siapkan.” Ibu
Arum tampak mencentong nasi dan meletakkan piring untukku.
Aku segera duduk dibangku meja makan. “Dek Arum mana,
Bu?” tanyaku sembari mengedarkan pandangan mencari
keberadaan istriku. “Lumayan juga rasanya ,” batinku.
“Tadi Arum titip pesen, jangan bangunin, Nak Galang.
Dia mau anter hampers katanya ke temen-temennya buat
sekalian ngabari pernikahannya. Ashar sudah pulang, kok,
katanya.” Ibu Arum menyendokkan sup yang berisi daging sapi,
kacang merah, wortel dan tomat. “Ini sup senerek, makanan
khas Magelang. Tadi Arum pesen minta dimasakkan buat Nak
Galang. Sup ini racikannya bagus untuk menjaga stamina
tubuh, sebab kaya akan nutrisi. Nanti kalo suka tanduk sendiri,
ya, Nak,” suguh Ibu Arum sambil mengambil toples beling jadul
berisi kerupuk uyel dan kerupuk tahu.
378 THAGA
GALGARA