Page 388 - THAGA 2024
P. 388
nama lengkapnya?” Pipiku memerah kala mengingat.
Senyum Bu Ratih menyeringai. Seolah ada haus di sana.
“Nak Galang jaga rahasia itu dari Arum, ya. Itu rahasia kita
berdua soalnya. Dan nak Galang ada hutang ke Ibu.”
Aku yang segera mengangguk dan menerawang benak.
Mengingat-ingat hutang apa yang belum aku genapkan segera
bertanya. “Maaf, Bu, dulu saya ada hutang apa, ya?” Tanyaku
terbata sedikit kelabakan.
“Hutang ketemu Ibu. Ini sekarang kita sudah dipertemukan.
Berarti sudah lunas.”
Jawabannya tak pelak membuat hatiku lega. Aku membuang
napas kasar. Bu Ratih memutus kontak mata terlebih dahulu.
Tapi ada senyum malu di bibirnya.
“Kenapa akhir-akhir ini jarang berkabar lagi. Bahkan
ada sekitar tiga bulan lebih. Gak kangen ibu apa?” Bu Ratih
menggigit bibir bawah. Duduknya kini gelisah, seperti ada
sesuatu yang sedang ditahannya kuat-kuat. Apa Bu Ratih
sengaja menggodaku.
Sesak menjalari napasku. Satu alisku terangkat. Tanganku
mengusap wajahku berkali-kali. Seolah mencari kewarasan
yang sepertinya tak dapat aku temukan. Segera saja semua itu
aku jawab dengan senyum yang tak terbaca. Aku meneguk teh
hangat.
Jika ini memang kode dari Bu Ratih, aku mencoba
tenang-tenang saja. Karena aku yakin kejahatan akan selalu
menemukan jalan ninjanya. Dia akan memberi jalannya.
“Sudah tenang saja, jangan dipikirkan percakapan barusan.
Tugasmu sekarang tinggal membuktikan pilihan Arum dan aku
apa sudah tepat,” desisnya. “Nak Arum itu dari kecil sudah
ditinggal bapaknya yang punya ibu lain. Makanya dia anak
tunggal. Ibu sudah berusaha menjaganya meski ibu tau itu
380 THAGA
GALGARA