Page 406 - THAGA 2024
P. 406
“Baguslah, Ter. Pendidikan itu perlu untuk merubah
peradaban. Aku harap kamu salah satu orang beruntung yang
diberi kesempatan untuk membawa perubahan itu.”
“Doain, ya, Gal.” Tangannya semakin melingkar erat pada
tubuhku. Ester ini punya aura yang positif sebagai perempuan
cerdas. Berada didekatnya terasa menyenangkan sekali.
Apalagi meski dia berasal dari keluarga yang kaya, tetapi sifat
sombong seperti tak pernah aku temukan di dalam dirinya.
Sungguh beruntung seseorang yang nanti akan menjadi
pendamping hidupnya. Sampai sini aku tampaknya harus sadar
diri dan lebih baik menyerah untuk memilikinya.
Putaran roda terus membawa kami pergi menjauh dari pusat
kota. Perjalananku seperti dejavu, seperti mengulang kembali
episode indah dalam kisah asmara. Sambil memutar gas
ditangan kanan, tangan kiriku menggenggam erat punggung
tangannya yang melingkar di pinggangku. Masih terasa eratnya
sampai sekarang. Sambil terus bercakap, tak terasa kami sudah
sampai di gunung api Nglanggeran. Perjalanan terasa singkat
padahal waktu tempuh sekitar 1 jam atau 25 kilometer jarak
tempuh dari pusat kota. Mungkin karena aku bersama orang
yang aku sukai, hingga waktu berjalan terasa cepat.
Seperti semesta mempertemukan kami di saat yang
tidak tepat sebagai bentuk ketepatan itu sendiri. Ah kenapa
jadi begini? Apa ini efek retaknya hati. Seperti retaknya kisah
asmaraku dengan Ester yang berakhir kurang estetik untuk
diceritakan.
Langit masih biru cerah dengan selarik awan putih
mengambang tipis kala kami masuk kawasan gunung api
purba yang berada di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk,
Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Luar biasanya, desa ini
398 THAGA
GALGARA