Page 411 - THAGA 2024
P. 411

semakin mengembang kala hasrat kami semakin menyala.
                  Tangan kananku tak lagi tinggal diam, seolah memiliki mata,
              tangan itu bergerak meraba bukit terlarangnya. Terasa kenyal
              meski masih terhalang kaos kuning tipis dan bra sport warna
              biru  favoritnya.  Tangannya  sempat  menggenggam  tanganku
              untuk  melakukan  penolakan,  tapi  tampaknya  tangan  itu  tak
              benar-benar menolakku. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan,
              tanganku kembali melakukan gerakan mengusap hingga suara
              lenguh desahannya semakin terdengar kuat.
                  “Euuhh.”  Hasratku  semakin  berkobar  kala  mendengar
              lenguhannya yang semakin nyaring. Kini ciuman kami semakin
              terasa  panas,  bukan  hanya  bibir  lagi  yang  saling  menyapa.
              Lidah kami bahkan saling bertemu dan mengaitkan satu sama
              lain. Terasa Saliva yang semakin membanjiri lorong mulut kami
              yang basah.
                  Aku  melepas  ciuman  kala  tak  lagi  sanggup  bernapas.
              Ciuman  kami  terlalu  hebat  dan  mendalam.  Kutatap  matanya
              yang kini sayu sembari mengusap saliva kami yang tercecer
              membasahi sudut-sudut mulut kami. Pancaran kepasrahan di
              wajah ayunya membuatku semakin berani dan menggila. Aku
              kembali  melumat  bibirnya  hingga  kami  tak  lagi  malu  untuk
              saling membalas. Suara deru napas dan kecipakan pertemuan
              dua bibir semakin meninggi. Kulit-kulit tubuhku semakin terasa
              panas seiring aliran darah yang semakin mengalir kuat.
                  Jemariku  tak  lagi  tertahan  untuk  kembali  merayapi  bukit
              kembar terlarangnya. Semakin kuusap bukit itu maka semakin
              menggila pula suara desahan yang keluar dari bibirnya. Dan
              suaranya  membakar  hasrat  bagai  api  yang  disulut  bensin.
              Jemariku kini tak lagi puas dengan usapan diluar baju, perlahan
              tapi pasti jemariku menyelusup dari bawah kaos menuju ke atas
              menelusup  lagi  dibalik  bra  yang  membungkus  bukit  kembar

                                                              THAGA      403
                                                                GALGARA
   406   407   408   409   410   411   412   413   414   415   416