Page 412 - THAGA 2024
P. 412
terlarangnya. Kurasakan kehalusan kulit tubuhnya yang putih
mulus dan halus.
Semakin jauh menelusup, jariku serasa mendaki sebuah
gundukan yang kenyal sebelum akhirnya menemukan sebuah
kuncup yang terasa kaku. Instingku menuntun jemariku untuk
memilin halus serta meremas bukit larangannya. Tak ayal suara
desahannya semakin terdengar menggila. Diatas sana bibirku
semakin lihai dengan melakukan variasi saling menghisap
saliva dan menggigit bibir atas bawahnya.
Memang manusia diciptakan tak pernah puas itu benar
adanya. Setelah meremas bukitnya yang semakin mengeras
ujungnya, jemariku berputar balik untuk menuju kawah larangan
di bawah sana. Rasa penasaran membuat jantungku semakin
berdegup kencang kala jemariku menelusupi jogger pants abu-
abu untuk mencari kawah larangannya. Jemariku terus turun
menyusuri celah yang terasa membelah kawah larangan.
Kuusap celah tersebut ke atas bawah mondar mandir dengan
jemari tengah. Dan benar saja, suara desahan Ester semakin
tak terkendali, “ah, Gal, ini gila.”
Tangannya sempat menahan tanganku tapi hasrat kami
tak memberi kami kesempatan untuk menyia-nyiakan peluang
sekecil apapun. Tanganku terus bergerak lembut hingga
sebuah rasa penasaran semakin mendorongku untuk masuk
lebih dalam melewati celah atas celana dan segitiga pengaman
tipisnya. Jemariku langsung menuju celah larangan yang
sambutannya terasa hangat dan langsung membasahi batang
jemariku.
Instingku berkata jika ada sebuah tonjolan sebesar
biji kacang yang harus diusap secara halus memutar.
Seperti mempunyai mata, jemariku tak nampak kesulitan
menemukannya. Segera saja jemariku melakukan gerakan
404 THAGA
GALGARA