Page 414 - THAGA 2024
P. 414
Lidahku bermain menyesapi seluruh keringat yang ada sambil
hidungku mengendusi wangi tubuhnya yang bersih tanpa
aroma asing.
“Gal,” panggilnya sembari memeluk tubuhku. Malam itu
kami bercinta seperti sedang berada di luar angkasa. Penuh
nafsu, keras, kasar, hingga dalam waktu sekejap saja hasrat
segera memenuhi tubuh kami. Semua menjadi reflek setengah
sadar yang tak terkendali. Kami berpacu dengan ganas, lama,
membara, bervariasi dan berkali-kali hingga tubuh kami sama-
sama merenggut puncak kenikmatan yang tiada tara. Dan
tulang belulang kami seolah telah dilolosi.
Itulah pertama kali kami melakukan penyatuan. Dan sejak itu
tubuhku kala dekat dengannya akan selalu meminta pertemuan.
Begitu juga dengan tubuhnya yang seolah menemukan wadah
jika bertemu dengan tubuhku. Kami berdua sudah kalah dengan
nafsu.
Aku menggenggam tali karmentel dengan erat, tak terasa
ujung tubuh bagian terlarangku yang sedari tadi bangkit sudah
mengeluarkan cairan bening. Nafasku langsung terengah-
engah membayangkan kejadian malam itu yang berakhir
dengan ikrar untuk selalu bersama seiya sekata mengarungi
hidup sebagai sepasang kekasih.
“Gal!!! Woi ..., Gal!!!” Teriak suara yang tadi mendesah.
“Woi, malah ngelamun. Ayo, naik!”
“Astaga, ada apa dengan otakku? Kok, bisa-bisanya aku
hanyut dalam bayangan malam itu di pinggir tebing gini,”
pikirku sambil menggeleng-gelengkan kepala. Tanganku turut
menenangkan dan membenarkan arah batang tubuh yang kini
terasa salah orbit.
Dengan tenaga yang terlecut bagai tersuntik ekstasi
setelah mengenang malam indah bersamanya. Aku segera
406 THAGA
GALGARA