Page 409 - THAGA 2024
P. 409
merayap ke atas dan melakukan clipping menyusuri hingga
tubuh langsingnya sampai pada ketinggian 20 meter dia
berhenti pada pitch dan segera menautkan hook untuk istirahat.
Segera aku menyusulnya. Kini giliranku menarikan
jemari pada tebing. Pertama aku lakukan dipping pada chalk
bag lalu menyusuri tiap bongkahan dan rekahan untuk terus
merambatkan tubuh ke atas. Semakin aku didekatnya, entah
mengapa mataku melihat Ester semakin indah dari atas sini.
Pikiranku melayang jika nanti di atas sana, bibir kami akan
saling bertaut erat seperti tali temali yang kini mengikat. Aku kini
berada di sisi bawahnya, menatap dan melemparkan senyum.
“Lanjut?” tanyaku melihat tangannya mengusap keringat di
dahi. Begitu seksi.
Tanpa menjawab dia hanya mengulas senyum ke arahku,
lalu kembali menarikan jemari. Dia selalu tak terkejar meski
kukejar. Dia selalu pergi meski aku mendekati.
Aku mendengus. Gerakannya begitu candu. Membuat
otak primitifku melayangkan pikiran-pikiran tentang bagaimana
nyamannya kala tubuh ini bersatu dengan tubuhnya.
Dari dia juga aku mengetahui bahwa rasa itu tak pernah
sama. Dan tubuhnya masih menjadi pemenang rasa di sekujur
tubuhku. Dia pemilik empot ayam paling hebat yang pernah
aku rasakan. Karena itu, bersatu dengannya begitu membuat
candu. Dia memiliki rasa yang membuatku lupa segalanya.
Sejenak di atas tebing ini segala kerumitan dalam hidup aku
lupakan. Dunia seakan menyempit kala aku menatap tubuhnya
yang bergeliat dengan celah bebatuan dari bawah. Seiring itu
celana pendekku ikutan menyempit, ada yang bangkit di bawah
sana.
Otakku langsung terbayang bagaimana pertama kali kami
melakukannya. Saat itu gerimis membuatku menahan diri untuk
THAGA 401
GALGARA