Page 401 - THAGA 2024
P. 401

posisi  body  gitar  pada  posisi  pangkuan  ternyaman,  sembari
              memancangkan  pandangan  padaku.  Jemari  lentiknya  mulai
              memetik senar gitar.
                  Intro  petikan  gitarnya  mulai  terdengar  meski  aku
              belum  mengenal  lagu  apa  yang  akan  dibawakan.  Mataku
              memandanginya lekat-lekat. Gadis ini memang punya potensi.
                  “Tertutup  sudah  pintu  pintu  hatiku.  Yang  pernah  dibuka
              waktu hanya untukmu. Kini kau pergi dari hidupku. Ku harus
              relakanmu  walau  aku  tak  mau.”  Suara  khasnya  terdengar
              merdu di telingaku. Sejenak aku memejamkan mata meresapi
              nyanyiannya. “Ah,  liriknya  di awal saja  seperti menyindir
              kisahku,” batinku membenak.
                  “Berjuta  warna  pelangi  di  dalam  hati.  Sejenak  luluh
              bergeming  menjauh  pergi. Tak  ada  lagi  cahaya  suci.  Semua
              nada beranjak aku terdiam sepi.” Nada suaranya masih halus
              terdengar di telingaku. Jemarinya begitu lihai memetik hingga
              menciptakan suara yang jernih. “Sampai sini mengapa liriknya
              semakin mengatakan perpisahan,” benakku.
                  “Dengarlah matahariku suara tangisanku. Ku bersedih karna
              panah  cinta  menusuk  jantungku.  Ucapkan  matahariku  puisi
              tentang  hidupku.  Tentangku  yang  tak  mampu  menakhlukkan
              waktu.” Tak  terasa  mataku  yang  terpejam  mulai  menyumber.
              Mungkin rembesan air mata ini merupakan tumpahan investasi
              rasa  sakit  kehilangan  orang  yang  tak  lagi  mampu  kugapai.
              Kedua  tanganku  meremas  rambut  kepala.  Semua  ini  seperti
              hanya tinggal penyesalan.
                  “Gal,  kamu  kacau  sekali.  Sepertinya  kamu  butuh
              pengalihan.”  Suara  Ester  tak  lagi  bernyanyi.  Diletakkannya
              gitar  lalu  beringsut  menuju  tempatku  terpaku.  Tangannya
              menggenggam tanganku. Bibirnya mengecup puncak kepalaku
              dan  tangannya  beralih  mengusap  lidah  air  mataku  yang

                                                              THAGA      393
                                                                GALGARA
   396   397   398   399   400   401   402   403   404   405   406