Page 134 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 134

4.   Rehabilitasi Ekonomi Orde Baru

                  Seperti yang telah diuraikan di atas, stabilisasi Polkam diperlukan untuk
              pembangunan ekonomi     bagi  kesejahteraan rakyat. Kondisi  ekonomi  yang
              diwarisi  Orde  Lama  adalah sangat  buruk. Sektor produksi  barang-barang
              konsumsi  misalnya  hanya  berjalan 20% dari  kapasitasnya. Demikian pula
              sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi salah satu tumpuan ekspor juga
              tidak mengalami perkembangan yang berarti. Hutang yang jatuh tempo pada
              akhir Desember 1965, seluruhnya   berjumlah 2.358 Juta  dollar AS. Dengan
              perincian negara-negara  yang memberikan hutang pada     masa  Orde  Lama
              adalah blok negara komunis  (US $ 1.404 juta), negara Barat (US $ 587 juta),
              sisanya pada negara-negara Asia dan badan-badan internasional.

                  Program   rehabilitasi  ekonomi  Orde  Baru dilaksanakan berlandaskan
              pada  Tap MPRS    No.XXIII/1966 yang isinya    antara  lain  mengharuskan
              diutamakannya   masalah perbaikan ekonomi   rakyat  di  atas  segala  soal-soal
              nasional  yang lain, termasuk soal-soal  politik. Konsekuensinya  kebijakan
              politik dalam dan luar negeri pemerintah harus sedemikian rupa hingga benar-
              benar membantu perbaikan ekonomi rakyat.

                  Bertolak dari kenyataan  ekonomi seperti itu, maka prioritas pertama yang
              dilakukan pemerintah untuk rehabilitasi  ekonomi   adalah memerangi   atau
              mengendalika  hiperinlasi  antara  lai  denga  menyus  APBN (Anggara

              Pendapatan Belanja    Negara) berimbang. Sejalan dengan kebijakan itu
              pemerintah Orde Baru berupaya menyelesaikan masalah hutang luar  negeri
              sekaligus  mencari  hutang baru yang diperlukan bagi   rehabilitasi  maupun
              pembangunan ekonomi berikutnya.
                  Untuk menanggulangi masalah hutang-piutang luar negeri itu, pemerintah
              Orde Baru berupaya melakukan diplomasi yang intensif dengan mengirimkan
              tim negosiasinya ke Paris, Prancis (Paris Club), untuk merundingkan hutang
              piutang negara, dan ke London, Inggris (London Club) untuk merundingkan
              hutang-piutang swasta. Sebagai   bukti  keseriusan dan itikad baik untuk
              bersahabat  dengan negara   para  donor, pemerintah Orde    Baru sebelum
              pertemuan  Paris  Club  telah mencapai  kesepakatan terlebih dahulu dengan
              pemerintah Belanda mengenai pembayaran ganti rugi sebesar 165 juta dollar
              AS terhadap beberapa perusahaan mereka yang dinasionalisasi oleh Orde Lama
              pada tahun 1958. Begitu pula dengan Inggris telah dicapai suatu kesepakatan
              untuk membayar ganti    rugi  kepada  perusahaan Inggris  yang kekayaannya
              disita oleh pemerintah RI semasa era konfrontasi pada tahun 1965.









              126  Kelas XII SMA/MA
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139