Page 223 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 223

Berdasarkan  hubungan  yang  akrab  dengan  orang-orang  Jawa  dan  kerabat
              mereka, saya sangat yakin bahwa mungkin ada sebuah kompromi antara Islam
              dan humanisme di Indonesië dan, berdasarkan pengamatan terkini, saya tidak
              berani menyangkal adanya kemungkinan yang sama untuk Turki dan Mesir.
                                                                          1
              (Snouck kepada Nöldeke, Juni 1909)

                iga bab terakhir mengamati Snouck yang tengah bekerja di Belanda,
                Arabia,  dan  Hindia,  serta  memberikan  ulasan  mengenai  berbagai
         Tkritik dan intervensinya. Berdasarkan pembacaan atas laporan-laporan
          misionaris, Snouck mempertanyakan nilai teks-teks yang dihasilkan para rival
          metropolitannya yang berorientasi yuridis, dan dia bertekad untuk memimpin
          dengan teladan, dari lapangan, sebuah usaha mengubah orientasi Islamologi
          sehingga bisa bermanfaat secara langsung bagi negara. Sejak saat itu, otoritas
          kolonial memiliki seorang cendekiawan yang bisa mereka manfaatkan, yang
          bisa memberikan jembatan menuju berbagai tempat dan orang yang dulu
          dibayangkan berada di luar kemungkinan penyelidikan terperinci. Yang sangat
          penting  adalah  perumusannya  kembali  terhadap  posisi  tarekat-tarekat  Suf 
          dalam masyarakat Hindia karena hal ini memberinya kontak berharga dengan
          para kritikus yang berpikiran sama terhadap praktik rakyat di kalangan elite
          muslim, yang melihat adanya keuntungan dalam kerja sama dengan negara
          yang mengakui mereka sebagai kekuatan untuk pemerintahan yang efektif.
          Namun, pelayaran tidak selalu mulus bagi sang Orientalis ternama ini. Pada
          akhir masa jabatannya di Hindia, Snouck menghadapi kritik dari kelompok
          muslim muda yang berorientasi pada ibu kota intelektual baru. Barangkali
          yang lebih buruk baginya, kian banyak pejabat Belanda yang tidak menyukai
          apa yang mereka anggap sebagai kebijakan-kebijakan yang terlalu memberi
          hati  yang  mereka  khawatirkan  berpotensi  menciptakan  kesetaraan  sosial
          antara orang-orang Eropa dan pribumi.
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228