Page 219 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 219

198  —  ORIENTALISME DIGUNAKAN


          pusat yang masuk akal bagi orang-orang yang memiliki keluhan. Pada 1903
          Kiai Krapyak memberi tahu bahwa dirinya akan memiliki peran dalam sebuah
          negara yang segera didirikan oleh sang Mahdi. Dia pun mulai mengharapkan
          tempat dalam sejarah. 28
              Seperti  dicatat  Hazeu,  memang  terdapat  banyak  sekali  keluhan
          setempat.  Keluhan-keluhan  itu  terentang  dari  percekcokan  keluarga  dan
          keluhan  seorang  mantan  kepala  desa  (yang  secara  mengejek  disebut  “Pak
          Padri”), pajak yang berat, pencemaran sumur karena pekerjaan pemerintah
          untuk Surabaya hingga pemasangan rel kereta api di atas pemakaman muslim.
          Hazeu menyatakan bahwa, “sejauh berkaitan dengan para guru agama yang
          sebenarnya”, atau orang-orang seperti Hasan Mu’min yang merupakan “para
          doekoen  desa  sederhana  yang  bisa  mengumpulkan  lingkaran  orang-orang
          terampil  di  sekitar  mereka  dalam  kondisi  luar  biasa”,  pengawasan  akan
          dibiarkan di tangan polisi biasa, dan militer tidak perlu ikut campur. Zaman
          sedang berubah di bawah dampak global kapital terhadap sebuah bangsa yang
          sangat membutuhkan pembangunan intelektual dan kemasyarakatan. 29
              Jika  Hazeu  memandang  peristiwa-peristiwa  tersebut  sekadar  sebagai
          salah  satu  tanggapan  terhadap  serangan  kapital,  pihak-pihak  lain  melihat
          dalam  diri  Hasan  Mu’min  sebuah  pertanda  yang  mengingatkan  berbagai
          konsekuensi  atas  perlakuan  buruk  terhadap  kaum  Muslim.  Sebuah  surat
          yang dikirim kepada Snouck dari Singapura menyebutkan Sidoarjo dalam
          kaitannya dengan ketegangan yang meningkat di Riau. Setelah mengunjungi
          Tanjung Pinang pada Juni 1904, Haji ‘Abd al-Jabbar dari Sambas menyatakan
          “sangat terkejut” oleh perilaku pemerintah di sana:


              Belanda  sangat  buruk  memperlakukan  orang  dan  tidak  menghargai  Islam
              .... Seorang kepala kampung bernama Haji Muhammad Tayyib dipecat dari
              jabatannya  karena  menggelar  mawlid  di  rumahnya  hingga  pukul  2.00  dini
              hari, meskipun rumahnya berada di kampung Melayu yang sangat jauh dari
              permukiman Belanda. Sementara itu, orang-orang Belanda bisa melakukan apa
              pun yang mereka suka jika berpesta, baik di rumah maupun di ruang dansa,
              dengan musik band atau drum dan biola, menari dan membuat kebisingan
              lain  sembari  menyulut  petasan  hingga  larut  malam,  padahal  mereka  dekat
              masjid  tempat  orang-orang  sedang  shalat.  Yang  lebih  [mengejutkan]  adalah
              mereka memaksa menanami kuburan orang-orang Muslim sehingga makam-
              makamnya hilang, yang dilakukan oleh para tahanan Belanda yang memerintah
              negeri  ini.  Semua  muslim  di  negeri  ini,  dan  negeri-negeri  tetangga,  sangat
              tersinggung.  Mereka  ingin  mengeluh,  tapi  takut  menghadapi  kekuasaan.
              Mereka pun hanya mengeluh diam-diam. Jadilah itu potensi pemberontakan
              melawan pemerintah. Orang-orang selalu menyalahkan para Haji, mengatakan
              mereka menghasut orang. Oleh karena itu, saya menulis kepada Tuan dengan
              harapan Paduka Yang Mulia membantu mendiskusikan perilaku dan tindakan
              orang-orang  Belanda  yang  tidak  patut  sehingga  Orang-Orang  Besar  Batavia
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224