Page 255 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 255

234  —  MASA LALU SUFI, MASA DEPAN MODERN


          Van  Ronkel  berhenti  tepat  sebelum  memuji  sikap  Ahmad  Khatib  yang
          berseberangan, seperti halnya Veth dan Keijzer menghentikan penghormatan
          mereka kepada kaum Padri dan Wahhabi.
              Pendekatan  van  Ronkel  dipengaruhi  oleh  pembacaannya  terhadap
          manuskrip-manuskrip Suf  yang dihubungkan dengan wali Burhan al-Din
          dari  Ulakan  dan  oleh  laporan-laporan  lisan  yang  diterimanya  mengenai
          berbagai  sikap  para  pengikut  Ahmad  Khatib.  Yang  terutama  di  antara
          mereka  adalah  Abdallah  Ahmad  yang  “politis”,  Haji  Rasul  yang  “fanatik”,
          Haji Muhammad Jamil yang “praktis”, dan Haji Muhammad Tayyib yang
          “kolot”,  yang  membuat  persaingan  antartarekat  sebelumnya  menjadi  tak
          berarti. Juga jelas bahwa van Ronkel tidak melihat mereka sebagai kaum Padri
          yang dilahirkan kembali, menggambarkan yang terakhir ini sebagai sekadar
          terilhami oleh Wahhabiyyah. Van Ronkel juga mencatat sambil lalu bahwa
          “Penasihat  1893”  mengutuk  mereka  lebih  karena  metodologi  ketimbang
          teologi mereka. Sejak saat itu, tegas van Ronkel, mayoritas buku tarekat jika
          selamat dari pembakaran yang konon dilakukan Imam Bonjol, telah ditulis
          (ulang)  oleh  para  guru  tarekat.  Sementara  van  Ronkel  mengklaim  bahwa
          banyak orang Minangkabau kembali dari Tanah Suci sama tak tahunya seperti
          saat mereka berangkat, banyak orang meninggalkan praktik tarekat lokal dari
          tanah  air  mereka  hanya  untuk  mendapatkan  praktik-praktik  yang  baru  di
          Kota Suci. Atau jika tidak, mereka kembali untuk berkampanye menentang
          adat  dan  tarekat  sekaligus.  Guru  “bidah”  sesekali  masih  bisa  ditemui  di
          dataran rendah, tetapi para guru metode lama berada di bawah ancaman dari
          sekolah-sekolah modern yang baru, baik yang didirikan oleh para pembaharu
          maupun Belanda. 47
              Pada  umumnya,  van  Ronkel  sudah  melakukan  usaha  terbaiknya
          untuk sejalan dengan pemikiran umum yang digariskan Snouck. Tetapi, ini
          tidak  berarti  bahwa  penilaian-penilaiannya  diterima  tanpa  kritik.  Rinkes
          menunjukkan bahwa presentasi van Ronkel agak sepihak, terutama terkait
          dengan identif kasinya terhadap Kaum Muda yang reformis sebagai pembawa
          ortodoksi terbaru. Van Ronkel menilai perselisihan tersebut bisa digambarkan
          secara lebih akurat sebagai memisahkan faksi adat yang secara umum bercorak
          “nasionalistis”  dan  faksi  syari‘ah  yang  bercorak  “pan-islamis-sosial”  yang
          tidak selalu modernis.  Tampaknya Rinkes masih punya berbagai gagasan
                             48
          independen  mengenai  bagaimana  seharusnya  Islam  ditafsirkan.  Bahkan,
                                                                         49
          beberapa berkasnya menunjukkan minat terhadap ilmu gaib dan takhayul.
          Bagaimanapun, yang tidak dimiliki sang pejabat yang selalu menggerutu ini
          adalah taktik dan sekutu di kalangan atas. Pastinya ada sebagian pihak di
          kalangan berkuasa yang khawatir Rinkes menjadi terlalu dekat dengan warga
          negara  muslimnya.  Bahkan,  beredar  kabar  angin  bahwa  dia  sudah  masuk
          Islam. Selain ini, Rinkes juga membuat khawatir Inggris di Singapura. Baru
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260