Page 28 - EBOOK_Renasans Jogja
P. 28
28 soal perihal pergeseran budaya. Maka, dengan tiga perempuan berkebaya, Joni, I Made Wianta juga menggali
karyanya pun tidak hanya menyoal seperti memperkenalkan sejarah Silk hal yang dianggap sederhana dan
tentang Silk Road sebagai jalur budaya, Road lewat kain sutera. Kita paham, substansial menjadi sesuatu yang
namun juga “jalur pribadi”. dalam konteks Indonesia, hingga saat eksperimentatif. Wianta sadar betul
ini, kebaya adalah salah satu bagian bahwa dalam tradisi China, kaligrafi
Pada karya Januri, spirit atau semangat penting dari identitas nasional untuk atau tulisan China tentu ada arti dan
orang-orang terdahulu dalam kostum perempuan. Dan kehadiran maknanya. Namun di jaman modern,
melakukan penyebaran kebudayaan, baju kebaya, secara historis, tak dan dalam pemahaman personalnya,
dan lainnya banyak tersimbolkan lepas dari peran China yang datang kaligrafi kali ini diposisikan sebagai
secara tersamar. Manusia-manusia ke Nusantara atau Indonesia untuk lahan ekspresi yg berorientasi pada
tanpa wujud kepala, tangan atau kaki membawa pengaruh tersebut. Karya seni. Kaligrafi seolah-olah “dimain-
yang jelas, memberi gambaran tentang ini seperti sebuah upaya konfirmasi mainkan” sesuka hati Wianta karena
adanya gerak dinamika kebudayaan sejarah yang yang sederhana namun potensi artistiknya.
namun semangat kolektivitas mengena.
untuk gerakan itu menekan laju Seperti halnya seniman lain, Mangu
indiviualisme, sehingga sosok-sosok Pada lukisan Joni Ramlan Wiono, Putra juga mengambil objek benda
itu anonim, tidak tampak wajah garis dan warna sebagai esensi karya untuk dijadikan titik sentral dari ide
personalnya. banyak dieksplorasi. Warna-warna karyanya, yakni bunga mawar dan
yang dianggapnya menjadi ikon dalam buah leci. Mangu meyakini bahwa
Demikian juga dengan seniman Johan kultur China diungkapkan dengan China adalah salah satu bangsa yang
Abe, yang berbicara dengan karya ekspresif. Joni ingin memadukan dua memberi kontribusi bagi pengayaan
patungnya. Narasi tentang perempuan kultur, China dan Indonesia dalam budaya Bali. Dan lewat “Silk
Indonesia, persisnya digambarkan satu kanvas. Tak beda jauh dengan Road” inilah maka masyarakat Bali