Page 102 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 102
SEMINAR NASIONAL 2017
Malang 10 April 2017
Peningkatan mutu pakan yang lain dapat berupa penambahan antibiotik pada pakan
sebagai feed additive yang dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan meningkatkan daya
tahan tubuh ternak terhadap penyakit, namun pemberian antibiotik tersebut sudah dibatasi
karena dapat menyebabkan residu pada daging dan efek buruk pada ternak yaitu resistensi
antibiotik. Alternatif untuk mengganti antibiotik yaitu dengan menggunakan feed additive lain
yang berupa probiotik. Penggunaan aditif pakan alternatif pengganti antibiotik berfungsi
untuk mengatasi permasalahan residu pada bahan pangan hewani dan mengurangi resistensi
mikroorganisme (Mulyono, et. al., 2009). Probiotik merupakan mikroba hidup atau sporanya
yang dapat hidup atau berkembang dalam usus dan dapat menguntungkan inangnya baik
secara langsung maupun tidak langsung dari hasil metabolitnya (Kompiang, 2009).
Acremonium charticola diketahui memiliki kemampuan potensi sebagai probiotik serta
menurunkan serat kasar pada onggok. Acremonium charticola merupakan kapang berfilamen
yang diisolasi dari gathot (Sugiharto et al., 2015). Penggunaan probiotik akan memberikan
pengaruh berupa peningkatan sistem kekebalan tubuh (Gibson et al., 1997). Sistem kekebalan
tubuh berkaitan dengan organ limfoid yang terdiri dari bursa fabricius, limpa, dan thymus.
Organ limfoid berfungsi untuk memproduksi limfosit, sementara itu limfosit memiliki
leukosit yang berfungsi dalam memproduksi imunoglobulin (Carlender, 2002).
Tujuan penilitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan onggok yang
difermentasi dengan Acremonium charticola terhadap bobot organ limfoid dan usus halus.
Manfaat yang dapat diperoleh yaitu penelitian ini dapat sebagai sumber informasi mengenai
onggok fermentasi yang dapat digunakan dalam pakan sebagai pengganti antibiotik sehingga
diharapkan dapat meningkatkan daya tahan tubuh ternak yang berkaitan dengan organ
limfoid. Hipotesis dari penelitian ini yaitu pemberian onggok fermentasi Acrenomium
charticola dalam ransum tidak berakibat negatif terhadap bobot organ limfoid dan usus halus
pada ayam broiler.
2. Tinjauan Pustaka
Broiler merupakan istilah untuk menyebutkan strain ayam yang memiliki pertambahan
bobot badan yang cepat, konversi pakan yang baik dan dapat dipotong pada usia yang relatif
muda (Murtidjo, 1992). Ayam broiler pada umumnya memiliki ciri-ciri kerangka tubuh besar,
pertumbuhan bulu yang cepat dan pertumbuhan badan yang cepat (Hardjosworo dan
Rukmiasih, 2000). Jenis strain ayam ras pedaging (broiler) yaitu Lohman 202, Hubbard, Ross,
Sussex, CP 707, Shaver Starbro, Hybro (Kumorojati, 2011).
Onggok merupakan limbah padat agroindustri pada pembuatan tepung tapioka yang
dapat dijadikan sebagai media fermentasi dan sekaligus sebagai pakan ternak (Nuraini et al.,
2008). Fermentasi menggunakan A. charticola mampu menurunkan kadar serat ampas
singkong (onggok) dan juga dapat meningkatkan kandungan protein kasarnya dengan
menggunakan urea sebagai suplemen fermentasi (Sugiharto et al.,2015). Acremonium
charticola diketahui memiliki kemampuan potensi sebagai probiotik serta menurunkan serat
kasar pada onggok. Acremonium charticola merupakan kapang berfilamen yang diisolasi dari
gathot (Sugiharto et al., 2015).
Organ limfoid terdiri dari bursa fabricius, thymus dan limfa (Kusnadi, 2009). Organ
limfoid primer pada unggas terdiri dari bursa fabricius dan thymus, kedua organ tersebut
berfungsi mengatur produksi dan diferensiasi limfosit (Tizard, 1988). Bursa fabricius, limpa
dan thymus memiliki limfoid, organ yang memiliki fungsi untuk memproduksi limfosit.
Sementara itu, limfosit memiliki leukosit yang memiliki fungsi dalam memproduksi
imunoglobulin (Ig), pada ayam terdapat tiga kelas Ig yang dapat disamakan dengan Ig
mamalia yaitu IgA, IgM, dan IgY (IgG) (Carlender, 2002). Imunoglobulin merupakan
substansi pertama yang diidentifikasi sebagai molekul dalam serum dengan kemampuan
“Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia” 91