Page 203 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 203

SEMINAR NASIONAL 2017
               Malang 10 April 2017

               PENGARUH PERBEDAAN KADAR MEDROXY PROGESTERONE ACETATE (MPA)
                   DALAM SPONS VAGINA TERHADAP TAMPILAN BERAHI DOMBA YANG
                                        MENDAPATKAN  FLUSHING PAKAN

                                                    1
                                                                       2
                              Esti Nur Aini Umiaroh , Daud Samsudewa  dan Anis Muktiani    3

                    1,2 Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang
                      2 Kampus drh. R. Soejono Koesoemowardojo, Tembalang, Semarang . Kode Pos 50275

                             Korespondensi Penulis: Esti Nur Aini Umiaroh, estinuraini@gmail.com


                                                         Abstrak

               Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menambah  efisiensi  teknologi  sinkronisasi  berahi  dengan  cara
               menentukan  kadar  hormon  Medroxy  Progesteron  Acetate  (MPA)  yang  di  implan  ke  dalam  vagina
               sehingga    memperoleh  tampilan  berahi  yang  optimum.  Materi  sebanyak  22  ekor  domba  lokal  di
               Temanggung,  yang  telah  dideteksi tidak  dalam  keadaan  bunting.  Flushing  pakan  dilakukan  dengan
               memberikan  ransum  kepada  22  domba  sebanyak  400g/hari/ekor  selama  21  hari.  Domba  dibagi
               menjadi dua kelompok  perlakuan  yaitu T1 dengan kadar 20 mg MPA dan T2 dengan kadar 30 mg
               MPA. Implantasi spons yang mengandung hormon  MPA ke dalam vagina dilakukan selama 14 hari.
               Pengamatan  tampilan  berahi  domba  dilakukan  setiap  6  jam  setelah  pencabutan  spons  yang
               mengandung MPA dari dalam vagina hingga ciri-ciri berahi sudah tidak terlihat lagi. Parameter yang
               diamati dalam penelitian ini adalah suhu vulva, kebengkakan vulva dan intensitas lendir. Data suhu
               vulva dan kebengkakan vulva diolah menggunakan T-test. Data intensitas lendir diolah menggunakan
               Chi  square  test.  Hasil  pengamatan  suhu  vulva  pada T1  dan T2 tidak  menunjukan  perbedaan  nyata
               dengan nilai berturut-turut 36,35±0,60 ºC dan 36,47±0,56 ºC. Hasil pengamatan kebengkakan vulva
               pada T1 dan T2 tidak menunjukan perbedaan nyata dengan nilai berturut-turut 2,42±1,3 cm 2,42±0,10
               cm. Hasil pengamatan intensitas lendir pada perlakuan T1 dan T2 tidak menunjukan perbedaan nyata
               (P>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan kadar MPA sebanyak 20 mg dan 30 mg
               dalam spons yang di implan ke vagina ternak menunjukan tampilan berahi yang  tidak berbeda nyata.
               Penggunaan kadar 20 mg MPA lebih disarankan karena penggunaan kadar MPA yang lebih sedikit
               sudah mampu menghasilkan tampilan berahi yang optimum.

               Kata kunci:  Sinkronisasi  Berahi,  Medroxy  Progesteron  Acetate  (MPA),  lebar  vulva,  suhu
                           vulva,intensitas lendir


               1.  Pendahuluan

                      Inseminasi  buatan  (IB)  merupakan  perkawinan  ternak  yang  dibantu  oleh  tenaga
               manusia menggunakan alat insemination gun dengan semen hasil penampungan dari ternak
               jantan. Inseminator akan melakukan inseminasi buatan pada saat ternak berahi. Setiap ternak
               memiliki waktu berahi yang berbeda-beda, sehingga inseminator hanya dapat melakukan IB
               pada  ternak  yang  sedang  berahi  saja,  kondisi  ini  kurang  efisien  karena  inseminator  harus
               kembali lagi untuk melakukan IB pada ternak yang belum mengalami berahi, oleh sebab itu
               akan  lebih  efektif  jika  ternak  dapat  di  IB  secara  bersamaan.  Inseminasi  buatan  dapat
               dilakukan  secara  bersamaan  apabila  ternak  mengalami  berahi  secara  bersamaan  pula,  oleh
               sebab  itu  perlu  dilakukam  manipulasi  kepada  ternak  agar  ternak  dapat  mengalami  berahi
               disaat  yang  bersamaan.  Manipulasi  berahi  seperti  ini  disebut  dengan  sinkronisasi  berahi.
               Sinkronisasi berahi akan menambah efisiensi waktu, transportasi dan tenaga ahli pada prose
               inseminasi buatan.




                              “Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia”     192
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208