Page 122 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 122
102 | Modal Sosial Petani dalam Peratanian
cara membuat kelompok-kelompok tani yang menggunakan sistem
pertanian organik. Namun, cara ini juga dianggap tidak terlalu
menyelesaikan masalah.
Strategi yang digunakan untuk membuat lahan pertanian
organik tersebut berpisah dengan pertanian non-
organik/konvensional, kadang-kadang malah menimbulkan
persoalan baru. Hal ini dapat terjadi karena tidak seluruh petani
yang ada di desa mau melaksanakan sistem pertanian organik.
Akibatnya, anggota kelompok tani yang ingin melaksanakan sistem
pertanian organik lokasinya menjadi terpencar-pencar. Hal lain yang
harus diingat adalah luas lahan yang dimiliki petani. Sehingga
semakin mempersulit penanaman dengan sistem organik ini.
d . P e n i n g k a t a n G u l m a
Petani enggan menggunakan pupuk organik secara
keseluruhan karena pupuk kompos menyebabkan banyak tumbuh
gulma. Gulma tanaman memang tumbuh subur di lahan pertanian
organik karena pupuk kompos sangat cepat membangun sistem hara
tanah. Akibatnya pekerjaan petani untuk memelihara lahan
pertaniannya menjadi lebih ekstra. Hal ini sebenarnya hanyalah
alasan klassik belaka. Harusnya, petani itu lebih rajin dalam
memelihara lahan pertaniannya. Tanpa diberi pupuk kompos pun
gulma tetap tumbuh di lahan pertanian.
2 . K e n d a l a E k s t e r n a l
a . K e b i j a k a n P e m e r i n t a h
Merubah sistem pertanian konvensional menjadi sistem
pertanian organik harus didasari oleh perubahan perilaku dan
kesadaran atas kondisi pertanian saat ini. Penerapan sistem
pertanian organik bukan sekedar mengganti penggunaan pupuk dan
pestisida kimia dengan bahan pertanian berlebel organik. Kebijakan
pengembangan sistem pertanian organik harus diarahkan pada
usaha menjaga keseimbangan alam dan keberlangsungan lahan
pertanian. Mengingat, pada saat ini kondisi lahan pertanian kian
terpuruk akibat penggunaan produk-produk pertanian seperti
pupuk dan pestisida berbahan kimia yang mengurangi kesuburan
tanah. Kebijakan pengembangan pertanian organik harus diarahkan
pada pengembangan pertanian yang ramah lingkungan. Karena
Amiruddin Ketaren| Bab IV : 57-106