Page 124 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 124
104 | Modal Sosial Petani dalam Peratanian
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul hanya
memfokuskan ke pertanian organik, maka akan terjadi stagnasi
terhadap produk pertanian, khususnya beras. Walaupun demikian,
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul menyadari bahwa
pentingnya pertanian organik untuk kelestarian tanah, tapi
pertanian anorganik diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi masyarakat.
b . J a r i n g a n P e m a s a r a n
Masih minimnya suplai beras organik, membuat peluang
pengembangan komoditas tersebut masih sangat terbuka lebar.
Sayangnya petani tidak memanfaatkan kesempatan tersebut. Mereka
masih enggan mengembangkan pertanian organik karena selama ini
sudah terbiasa dengan pertanian serba instan. Menurut data di Dinas
Pertanian dan Kehutanan, Produksi beras yang benar-banar murni
organik di Bantul belum bisa melebihi angka 10 ton. Yang banyak
beredar di pasaran adalah padi semi-organik (Wawancara dengan
Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, 14 Mei 2010) .
Salah satu kelompok usaha yang mencoba untuk memasarkan
hasil pertanian organik, khususnya beras adalah Aspartan (Asosiasi
Pasar Tani) Yogyakarta. Aspartan melakukan pembelian langsung
beras organik yang dihasilkan oleh petani petani dengan harga
sesuai di Pasaran. Harga pembelian dari petani adalah Rp 7.000,- –
Rp 8.000,- setiap kilogram-nya. Kendala utama yang dihadapi oleh
Aspartan dalam pemasaran produksi organik adalah minimnya
pembelian dari seluruh hasil tani organik. Laporan yang dimiliki
Aspartan menyatakan daya beli masyarakat hanya sekitar 20 persen
dari hasil panen. Oleh karena itu, perlunya mengundang masuk
investor untuk dapat bergabung dalam investasi beras organik yang
cukup menjanjikan. Aspartan, sejauh ini telah melakukan
pemasaran beras organik ke Carrefour Yogyakarta, Semarang dan
Surabaya, Pasar beras Cipinang Jakarta lewat mekanisme pasar
lelang. Di samping itu, juga memasarkan ke konsumen di Bandung,
Jakarta dan Bali serta Yogyakarta.
c . S e r t i f i k a s i
Kendala lain yang dihadapi oleh pertanian organik tentang
sertifikasi. Sertifikasi ini sangat diperlukan, terutama terhadap
konsumen di mana sangat berhubungan dengan kepercayaan (trust),
Amiruddin Ketaren| Bab IV : 57-106