Page 125 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 125
Pemanfaatan Modal | 105
apakah beras yang dikonsumsi benar-benar berkualitas organik atau
tidak. Tidak semua padi dengan penanaman memakai sistem
penanaman organik seperti SRI (System of Rice Intensification)
langsung dikelompokkan sebagai padi organik. Sertifikasi diperlukan
sebagai penjaminnya. Bagi padi organik sertifikasi tidak gampang.
Sertifikasi itu dilakukan mulai dari awal sampai akhir masa tanam.
Sertifikasi itu dilakukan tidak sebatas on-farm tapi juga proses
penanamannya sehingga biayanya terhitung mahal. Penananam padi
organik juga tidak hanya sebatas pemakaian pupuk saja. Sistem
irigasinya pun tidak boleh bergabung dengan irigasi persawahan lain
yang masih menggunakan pupuk non-organik serta pestisida.
Sulitnya memperoleh sertifikat ini adalah akibat dari ketatnya
persyaratan. Padahal, sertifikasi menjanjikan perbaikan harga jual
beras organik karena menjadi jaminan kualitas bagi konsumen
(Tempo Interaktif, 2009).
Salah satu syarat yang dirasa memberatkan adalah ketentuan
luas tanam minimal, yakni lima hektar, padahal kebanyakan petani
di Jawa memiliki lahan kurang dari 1 hektar. Syarat- syarat lainnya
yang juga dirasa cukup sulit, seperti benih yang juga harus berasal
dari tanaman padi organik dan pemakaian sarana pertanian organik,
seperti pupuk dan pestisida. Pemerintah sendiri sulit untuk
membantu pengurusan sertifikat beras organik karena petani kerap
terlambat menginformasikan keinginan sertifikasi. Jika ingin
disertifikasi, petani seharusnya melapor dahulu sejak permulaan
masa tanam. Dengan begitu, petugas sertifikasi bisa melakukan
pengawasan secara ketat dan mengantisipasi kesulitan petani.
Sertifikat beras organik dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Provinsi.
Terdapat tiga macam sertifikat, mulai yang terendah Prima III, Prima
II, hingga yang paling tinggi Prima I.