Page 123 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 123

Pemanfaatan Modal | 103


             harus  disadari  bahwa  saat  ini  lahan  pertanian  kita  kesuburannya
             berkurang.
                  Selain  itu,  tujuan  penting  dari  pengembangan  pertanian
             organik adalah mengembalikan kemandirian petani yang selama ini
             ‘dikuasai’ oleh sistem pasar dan kebijakan. Salah satu problem pelik
             dalam  pertanian  selama  ini  adalah  ketergantungan  petani  pada
             pupuk  dan  pestisida  buatan  pabrik.  Seharusnya  pengembangan
             pertanian  diarahkan  pada  pengembangan  kemandirian  petani.  Di
             mana,  dalam  memenuhi  kebutuhan  produksinya,  petani  bisa
             menyediakan  sendiri  mulai  dari  penyediaan  benih,  pupuk,  hingga
             pestisida sehingga petani tidak lagi tergantung pada pabrik.
                  Kebijakan  pemerintah  nasional  di  bidang  pertanian  telah
             meninggalkan petani. Pemerintah lebih mendahulukan kepentingan
             kelompok  industri  tertentu.  Seharusnya,  kebijakan  pembangunan
             ekonomi  Indonesia  difokuskan  pada  sektor  yang  menghidupi
             mayoritas  penduduk  Indonesia,  yaitu  penduduk  yang  berada  di
             pedesaan  dengan  profesi  sebagai  petani.  Pengembangan  industri,
             mestinya juga difokuskan pada aktivitas yang memiliki keterkaitan
             dengan  kepentingan  yang  mayoritas  tersebut.  Misalnya,  selama  ini
             pemerintah  dianggap  tidak  mendukung  berkembangnya  teknologi
             bertani organik. Hal ini ditandai dengan tidak adanya peraturan yang
             jelas dari pemerintah pusat dan kabupaten Bantul yang mendukung
             pertanian  organik.  Pertanian  organik  di  tingkat  petani  selama  ini
             berhasil  dilakukan  semata  atas  usaha  mereka  sendiri.  Pemerintah
             hanya tinggal memberikan bantuan saja, seolah-olah perkembangan
             pertanian organik yang semakin baik adalah usaha dan kerja keras
             pemerintah.
                  Dinas   Pertanian   dan    Kehutanan    Kabupaten    Bantul
             menganggap  bahwa  pengembangan  pertanian  organik  sudah
             mendapat  dukungan  dari  pemerintah,  walau  memang  belum  ada
             kebijakan daerah yang khusus diperuntukkan mendukung pertanian
             organik.  Pengembangan  pertanian  organik  dijalankan  (seiring
             sejalan)  dengan  program  pertanian  konvensional.  Hal  inilah  yang
             dianggap  oleh  pemerintah  Kabupaten  Bantul  sebagai  bentuk
             dukungannya. Namun menurut pendapat mereka, terjadi masalah di
             lapangan,   yaitu   untuk   me-massal-kan    pertanian   organik.
             Permasalahan tersebut adalah Dinas Pertanian dan Kehutanan tidak
             hanya  mendukung  pertanian  organik  dan  mengesampingkan
             pertanian  non-organik.  Dengan  kata  lain,  Dinas  Pertanian  dan
             Kehutanan  Kabupaten  Bantul  melalui  pertanian  non-organik  harus
             memenuhi  kebutuhan  konsumsi  perkapita  penduduk  Bantul,  jika
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128