Page 118 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 118
98 | Modal Sosial Petani dalam Peratanian
Biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam rangka
pemberantasan hama dan tanaman cukup besar. Berbagai jenis
hama dan penyakit, dalam praktek pemberantasannya menggunakan
berbagai jenis pestisida. Misalnya, untuk membunuh gulma, petani
menggunakan dua jenis pestisida yaitu pestisida untuk gulma yang
berdaun lebar dan gulma yang berdaun kecil. Penggunaannya pun
tidak boleh bersamaan. Pestisida ini diberi nama petani dengan
istilah “Alii” berbentuk tepung dan cair. Harganya di pasaran adalah
Rp 6.000,-/ampul yang digunakan untuk 1.000 M². Jika digunakan
untuk 1 Ha, biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 60.000,-.
Jenis pestisida lain yang digunakan adalah Furadan yang
berfungsi untuk membunuh hama penggerek batang yang berada di
dalam tanah. Bentuk pestisida ini adalah butiran yang
pemberiaannya bersamaan pada saat pemupukan susulan.
Pemberiaannya dengan cara ditabur bersamaan dengan pupuk posca
dan urea. Harga resminya di pasaran adalah Rp 5.000,-/Kg untuk
penggunaan 1.000 M². Maka, jika digunakan untuk 1 Ha akan
menghabiskan biaya sebesar Rp 50.000,-. Masih banyak lagi jenis
pestisida yang digunakan oleh petani di desa Bangunjiwo, antara lain
Mecin dan Diasinon. Untuk 1 Ha, penggunaan Mecin sebanyak 10 Kg
dengan biaya sebesar Rp 120.000,-. Demikian juga dengan
penggunaan Diasinon. Untuk 1 Ha, digunakan Diasinon sebanyak 10
Kg dengan biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 120.000,-.
Jenis pestisida lain, masih sangat banyak yang digunakan oleh
petani dengan fungsi dan kegunaan yang sama seperti di atas,
namun mempunyai daya bunuh yang lebih cepat dan tinggi. Semua
ini tergantung dari kebutuhan petani dalam rangka memaksimalkan
produksi pertaniannya. Tentunya, harga yang diberikan juga
berbeda untuk tiap produk yang dijual di pasaran. Semakin tinggi
daya bunuh pestisida tersebut terhadap hama dan penyakit maka
semakin mahal harga pestisida tersebut.
D . K e n d a l a - K e n d a l a y a n g D i h a d a p i
1 . K e n d a l a I n t e r n a l
a . M e n t a l i t a s P e t a n i
Kendala mentalitas yang ingin dijelaskan oleh penulis bukan
yang bersifat negatif, tetapi lebih menunjukkan sebagai pola pikir
dari realitas petani itu sendiri. Kita menyadari bahwa petani,
khususnya petani di Jawa, memiliki lahan yang tidak luas. Lahan
Amiruddin Ketaren| Bab IV : 57-106