Page 113 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 113
Pemanfaatan Modal | 93
utamanya mungkin harus dibeli juga, tetapi kebanyakan bahan
tersebut dapat kita jumpai di sekitar rumah. Bahan-bahan tersebut
berupa beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh di lingkungan
masyarakat. Tumbuh-tumbuhan ini diolah sedemikian rupa dan
dicampur dengan bahan yang lain sehingga menghasilkan zat yang
mampu meningkatkan kesuburan tanah, pupuk untuk daun dan
pupuk untuk buah. Pengolahan yang dilakukan untuk menghasilkan
pupuk ini sangatlah sederhana dan dengan mudah dapat dipahami
oleh petani.
Biaya lainnya yang dikeluarkan petani adalah biaya upah
tenaga kerja. Petani yang memiliki lahan yang luas (di atas 1 Ha),
tidak dapat mengerjakan lahan pertaniannya sendiri. Mereka
membutuhkan bantuan orang lain untuk membantu usaha
pertaniannya. Untuk itu, petani harus menyewa tenaga kerja.
Jumlahnya tergantung dari luas lahan pertanian yang hendak
dikerjakan. Upah yang diberikan petani di Bantul adalah Rp 35.000,-
/orangnya. Pemilik lahan harus mampu mengkalkulasikan
kebutuhan tenaga kerja untuk mengerjakan lahan pertaniannya
dengan waktu yang hendak dicapai untuk menyelesaikannya.
Dengan demikian, petani tersebut dapat menghemat pengeluaran
untuk upah pekerjanya yang disesuaikan dengan waktu yang harus
diselesaikan untuk menyelesaikan pekerjaan di lahan pertaniannya.
Seluruh pembiayaan pemupukan yang dikeluarkan dalam
sistem pertanian organik sangatlah murah. Secara rinci, pengeluaran
pemupukan dapat dilihat melalui Tabel 4.23. di bawah ini.
Tabel 4.23.
Pembiayaan Pemupukan Pertanian Organik/Ha.
Biaya
No. Uraian
(Rp)
1. Pupuk dasar
a. Biaya angkut 100.000,-
b. Pengomposan 50.000,-
c. Biaya pemupukan (borongan 3 hari) 500.000,-
2. Pemupukan susulan
a. Unsur urea 50.000,-
b. Unsur TSP 50.000,-
c. Unsur KCl 50.000,-
Jumlah 800.000,-
Sumber: Hasil wawancara, 2010.