Page 110 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 110
90 | Modal Sosial Petani dalam Peratanian
Demikian juga halnya dengan penanaman tanaman dan
perawatan tanaman. Penanaman tanaman tidak memerlukan waktu
yang terlalu lama. Dengan sistem pengupahan borongan, luas lahan 1
ha dapat ditanami hanya 2 hari oleh 5 orang pekerja. Dahulunya,
pekerjaan menanam padi tidak membutuhkan biaya yang besar
karena dikerjakan secara bersama-sama dan bergotong-royong.
Namun, seiring berjalannya waktu dan desakan ekonomi yang tinggi
memaksa petani harus mengeluarkan biaya untuk melakukan
penanaman tanaman. Hal ini akibat dari konversi lahan pertanian,
yang menyebabkan petani menjual lahannya karena dihargai dengan
tinggi.
Perawatan tanaman memerlukan waktu yang cukup lama,
mulai dari kegiatan penyulaman (mengganti tanaman yang rusak
atau mati dengan bibit yang baru), pengolahan tanah ringan dengan
menggunakan alat yang bernama sorok yang berfungsi untuk
membenam tanaman pengganggu, penyiangan (dengan cara
mencabut atau membenam tanaman pengganggu tanaman),
pemupukan, dan pemberantasan hama penyakit. Seluruh kegiatan
ini dapat dilakukan selama lebih dari 30 hari bila seluruh kegiatan
digabung menjadi satu. Tentu saja, masa berah tanaman tersebut
tidak dihitung. Perawatan tanaman ini tidak membutuhkan pekerja
lain, cukup petaninya sendiri saja. Hal ini karena pekerjaan tersebut
tidaklah terlalu berat. Perawatan tanaman harus terus dilakukan
agar produktivitas pertanian dapat ditingkatkan.
2 . M o d a l S o s i a l B e r b e n t u k I n s t i t u s i
Modal sosial yang berbentuk institusi merupakan modal sosial
yang berbentuk aturan main bagi setiap anggota kelompoknya,
keterlibatan sebagai anggota masyarakat (civic engagement),
asosiasi, dan jaringan. Modal sosial ini secara tidak langsung juga
mempengaruhi modal sosial yang berbentuk nilai, kultur, dan
persepsi. Modal sosial ini secara ekonomi membantu hubungan
setiap anggota kelompok dalam menjalankan pertaniannya.
Misalnya, anggota kelompok yang memiliki sapi, sebagai salah satu
alat dan sarana petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia,
menggunakan kotorannya sebagai pupuk alami (kompos). Demikian
pula, bila musim panen padi dilakukan, kelompok petani akan
memberikan batang padinya kepada kelompok peternak sebagai
makanan sapi, sehingga peternak tidak lagi terlalu lama mencari
makanan tambahan untuk sapinya. Aturan main yang telah
Amiruddin Ketaren| Bab IV : 57-106