Page 112 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 112

92 | Modal Sosial Petani dalam Peratanian


             C .   H a s i l    M o d a l    S o s i a l    D a l a m    P e r t a n i a n
                B e r k e l a n j u t a n
             1 .   B i a y a   P e m u p u k a n
             a .   P e r t a n i a n   O r g a n i k

                  Pertanian organik membutuhkan biaya pemupukan yang lebih
             murah dalam melaksanakan budi daya pertanian padi. Hal ini dapat
             dilihat  dari  kecilnya  biaya  pemupukan  dasar  yang  dikeluarkannya.
             Pupuk  yang  digunakan  pada  pemupukan  dasar  adalah  pupuk
             kompos    yang  berasal  dari  kotoran  sapi  yang  mereka  ternakkan
             sendiri  atau  berasal  dari  tumbuhan  lain,  seperti  jerami  yang  telah
             mengalami  pengomposan.  Biaya  yang  dikeluarkan  hanya  pada
             proses pengomposan yang membutuhkan bahan atau campuran lain
             untuk  mempercepat  pengomposan  terjadi,  atau  pada  proses
             distribusi  (pengangkutan)  kompos  yang  sudah  matang  sempurna
             dari  kandang  menuju  lahan  pertanian.  Itu  pun,  kalau  petani  yang
             memiliki kompos tersebut menggunakan  kendaraan sewaan untuk
             mengangkatnya.  Petani  dapat  juga  tidak  akan  mengeluarkan  biaya
             bila memiliki kendaraan sendiri untuk distribusi kompos itu.
                  Kendaraan  yang  disewa  untuk  mengangkut  kompos  ke  lahan
             tidaklah  terlalu  mahal.  Petani  memberikan  uang  bensin  dan  uang
             lelah kepada pemilik atau supir kendaraan tersebut. Biasanya petani
             memberikan  lebih  kurang  Rp  100.000,-  kepada  pemilik  atau  supir
             sebagai biaya distribusi untuk kompos yang dibawanya seberat 2 – 3
             ton. Seperti kita ketahui, banyak petani yang memiliki lahan kurang
             dari  0,5  Ha,  sehingga  tidak  membutuhkan  kompos  yang  banyak.
             Strategi  yang  digunakan  petani,  bila  sawahnya  saling  berdekatan,
             biasanya mereka membagi dua ongkos pengiriman kompos tersebut.
             Bagi  petani  yang  tidak  memiliki  keuangan  yang  baik,  mereka
             mengangkutnya  sendiri  dengan  kenderaan  yang  mereka  miliki.
             Akibatnya,  mereka  akan  berulang-ulang  dari  rumah  ke  lahan
             pertanian  untuk  mengantar  kompos  tersebut.  Biayanya  menjadi
             sangat murah, tetapi waktu tenaga yang dikeluarkan menjadi lebih
             besar.
                  Demikian  juga  halnya  pada  pemupukan  susulan  yang
             dilakukan  berikutnya.  Biaya  yang  dikeluarkan  juga  tidak  besar.
             Petani hanya mengeluarkan biaya sebesar lebih kurang Rp 50.000,-
             /Ha  untuk  melaksanakan  pemupukan  susulan  yang  dilakukan  tiga
             kali tersebut. Biaya yang dikeluarkan adalah untuk membeli bahan-
             bahan  tambahan  untuk  pemupukan  tersebut.  Bahan-bahan


                                                  Amiruddin Ketaren|  Bab IV : 57-106
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117