Page 48 - Aplikasi Mikroba Pada Pakan Ternak
P. 48
Wahyono, (2010) menyatakan dikenal dua macam istilah
aktivator yakni aktivator organik dan activator anorganik.
Aktivator organik adalah bahan-bahan yang mengandung N tinggi
dalam bentuk bervariasi seperti protein dan asam amino, dapat
berasal dari fungi, pupuk kandang, dan sampah. Sedangkan
aktivator anorganik antara lain urea. Bioaktivator bukan
merupakan pupuk, melainkan bahan yang mengandung
mikroorganisme efektif yang secara aktif dapat berfungsi untuk
membantu mendekomposisi dan memfermentasi limbah organik
dan limbah ternak serta meningkatkan kualitas bahan organik
Mikroorganisme efektif yang terkandung dalam
bioaktivator antara lain: bakteri asam laktat (Laktobacillus),
bakteri penghancur (dekomposer), yeast atau ragi, spora fungi,
bakteri fotosinteik, serta bakteri menguntungkan yang lain
(bakteri penambat N, pelarut posfat, dan lain-lain) Suwandi
(1977), ataupun campuran dari berbagai jenis mikroorganisme
selulolitik dan lignotik. Kelebihan menggunakan bioaktivator
adalah bioaktivator mengandung strain terpilih dengan
kemampuan adaptasi yang tinggi dan dikemas dalam bahan
pembawa alami sehingga dapat mempertahankan daya hidup
mikroba lebih lama, tidak mencemari lingkungan.
Mikroorganisme (mikroba) terdapat bebas dialam semesta
ini, baik di darat, air, udara, pada benda-benda mati mahluk
hidup, tumbuhan pada saluran pencernaan baik hewan maupun
manusia serta bahan-bahan organik lainnya. Keberadaan mikroba
pada limbah peternakan dapat diketahui dari eksplorasi hasil-hasil
isolasi dari kotoran ternak, limbah pemotongan ternak seperti dari
kulit, bulu, darah dan lain-lain.
Beberapa penelitian melakukan isolasi sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Umumnya isolat mikroba yang berasal
dari substrat sendiri memiliki kemampuan yang tinggi dalam
36 | P a g e