Page 123 - Layla Majnun
P. 123
Siapapun yang disenangi oleh Raja pada hari ini, tiba-tiba saja
tak disenanginya keesokan harinya, biasanya tanpa alasan yang jelas.
Suasana hati sang Raja tak bisa diprediksi; apa yang telah terjadi pada
yang lainnya, pikir si pria muda, bisa saja terjadi kepadaku.
Dan begitulah, ia tak dapat tidur setiap malam, memikirkan takdir
yang akan segera ia hadapi. Apa yang harus ia lakukan?
Akhirnya, si pria muda itu mendapatkan sebuah ide. Setiap kali
ada kesempatan, ia selalu melewati kandang tempat anjing-anjing buas
itu dirantai. Di sana ia akan berbicara dengan sang penjaga selama bebe-
rapa waktu dan kemudian memberikan hadiah kepada mereka untuk
mendapatkan kepercayaan para penjaga itu.
Dengan demikian, dimulailah rencana keduanya. Pertemanan
yang dibina dengan para penjaga anjng itu membuka peluang baginya
untuk berteman dengan para anjing itu.
Beberapa hari sekali, ia membawakan beberapa potong daging
untuk mereka; terkadang, saat ia mendapatkan akses menyelinap ke dapur
istana, ia akan membawa kambing atau domba secara utuh.
Secara perlahan, ia mendapatkan kepercayaan para anjing itu;
tak lama kemudian, mereka telah terbiasa dengan kunjungannya sehingga
mereka biasanya melompat-lompat dan menggonggong kesenangan
setiap kali mereka melihatnya datang mendekat.
Dan ia telah mengatasi rasa takutnya. Ia membelai mereka dan
bermain dengan mereka seolah mereka hanyalah anak-anak kucing.
Memang itulah rencananya sedari awal.
Suatu hari, tanpa alasan yang jelas, sang Raja menjadi marah de-
ngan si pria muda itu, seperti yang telah dikhawatirkan oleh si pria muda
selama ini.
Sang Raja memanggil para penjaganya dan memerintahkan agar
si pria muda itu dilemparkan ke kandang anjing. Para penjaga mengikat
tangan serta kaki pria muda itu dan menyeretnya menuju kandang anjing.
Mereka kemudian memaksanya masuk ke dalam kandang dan menguncinya.
Lalu mereka berdiri dan menunggu para anjing buas itu menyerang
mangsa barunya.