Page 120 - Layla Majnun
P. 120
mengejutkan lagi, Majnun tak pernah merasa terancam ataupun terintimi-
dasi oleh hewan buas apapun di gurun tersebut.
Para hewan itu akhirnya terbiasa dengan makhluk asing dari
dunia manusia itu. Setiap kali mereka melihatnya atau mencium baunya
yang dibawa oleh angin, mereka semua akan berlarian atau meloncat-
loncat, merangkak, atau terbang untuk berkumpul di sekitarnya. Tak butuh
waktu lama, Majnun bertemankan dengan seluruh hewan liar dari berbagai
bentuk maupun ukuran. Dengan kehadirannya, para hewan itu seolah ter-
sihir karena mereka lupa akan sifat dasar mereka yang liar dan berubah
menjadi jinak dan bersahabat. Begitu terikatnya mereka dengan Majnun
sehingga pada akhirnya mereka menjadi penjaganya saat ia tertidur. Awal-
nya seekor singa yang menjaganya, bagaikan seekor anjing penggembala
yang menjaga sekawanan hewan ternak. Tak lama kemudian yang lainnya
mengikuti – para rusa jantan, serigala, lynx, puma, rubah gurun – dan akhir-
nya Majnun tak dapat beristirahat dengan tenang barang lima menit saja
karena tempat itu akhirnya berubah menjadi perkemahan bagi para hewan
gurun.
Di alam liar itu, Majnun adalah seorang raja, benar-benar seorang
Sulaiman yang memerintah dengan bijaksana dan penuh belas kasih. Ia
adalah raja kebaikan dan cinta; sorang raja yang tak pernah kejam ter-
hadap kaumnya, tak pernah memaksakan pembayaran pajak, ataupun
memaksa mereka untuk mengorbankan hidup mereka atau menumpah-
kan darah musuh mereka pada pertempuran yang tak berguna sama
sekali.
Dengan dibimbing oleh sang penguasa melalui tindakannya,
secara perlahan para hewan itu kehilangan dorongan untuk membunuh.
Serigala-serigala tak lagi menyiksa para kambing, para puma mulai ber-
teman dengan rusa, singa betina menyusui anak-anak rusa yang tak punya
induk, dan rubah-rubah telah berdamai dengan kelinci. Pasukan hewan
buas yang mengikuti ke mana pun Majnun pergi adalah pasukan yang
damai, pasukan yang digerakkan oleh rasa cinta, keharuan serta persau-
daraan.