Page 128 - Layla Majnun
P. 128
23
Langit Tak Memberi Jawaban
Majnun berdiri menatap ke langit, matanya bergerak dari satu
planet menuju planet lainnya, dari satu bintang ke bintang lainnya.
Yang manakah yang akan mendengar permohonannya?
Yang manakah akan datang untuk membantunya?
R
embulan menunjukkan sinarnya yang keperakan, sementara di kaki
langit Venus terbakar bagaikan sulfur. Meteor berjatuhan ke bumi
bagaikan tombak-tombak api yang dilemparkan oleh tangan-tangan
dari surga, sementara bintang-bintang bersinar bagaikan ribuan perhiasan
berkelap-kelip yang dijahitkan ke jubah langit yang berwarna nila.
Majnun berdiri menatap ke langit, matanya bergerak dari satu
planet menuju planet lainnya, dari satu bintang ke bintang lainnya. Yang
manakah yang akan mendengar permohonannya? Yang manakah akan
datang untuk membantunya?
Saat matanya menjelajahi langit, untuk pertama kalinya ia mem-
perhatikan Venus, lalu menjerit, “O, Venus! Kau adalah lentera yang me-
mandu semua orang yang mencari kebahagiaan di dunia ini. Kekasih sang
penyair dan penyanyi, kunci kesuksesan ada di tanganmu. Kau adalah stem-
pel yang tertera pada cincin sang Raja, kau adalah ratu di istana kemak-
muran dunia, kau adalah bintang yang berkuasa atas para pecinta. Kau