Page 148 - Layla Majnun
P. 148
“Bukankah aku telah menyerahkan diriku kepadamu dengan
ikhlas? Bukankah dunia telah mengenalku sebagai budakmu? Memang
benar demikian karena aku menanggung beban seorang budak. Jadi ber-
lakulah sebagaimana layaknya kekasih sang budak dan lakukanlah dengan
benar! Aku tak punya apapun untuk membela diriku: senjataku, tameng-
ku – telah kuserahkan semuanya. Aku telah menjadi tawananmu tanpa
perlawanan, tapi jika kau menolakku, maka aku akan bersiaga dengan
pedangku.”
“Tunjukkanlah belas kasihmu kepadaku, dan juga kepada dirimu.
Jangan potong hidungmu hanya untuk membuat kesal dirimu sendiri; jangan
lawan pasukanmu sendiri; jangan sakiti jiwamu sendiri! Berbaik hatilah
dan berikan penghiburan pada hatiku yang sakit. Hanya dengan menerima
cintakulah kau akan membebaskanku dari penderitaanku.”
“Pernahkah Allah meninggalkan umatnya? Bagaimana umat
manusia bisa mematuhi pencipta-Nya yang tak pernah dilihatnya? Biar-
kan aku tetap menjadi pelayanmu, menjadi budakmu; jangan kau tukar
ataupun kau jual diriku! Tapi tampaknya kau sudah melakukannya. Bukan-
kah kau telah mengukir namaku pada sepotong balok es dan membiar-
kannya mencair di bawah terik sinar matahari? Bukankah dirimu yang
telah menggiringku menuju nyala api agar aku terbakar? Bukankah kau
yang telah melakukan semuanya kepadaku? Ya, kaulah yang melakukannya.
Kaulah yang mengubah hari-hariku menjadi malam, memberikan keseng-
saraan dalam hidupku dan yang kau lakukan sepanjang waktu hanyalah
menyesalinya. Adilkah ini? Kau telah mencuri hatiku, kau telah memikat
hatiku, dan untuk apa semua itu? Sebagai balasannya kau memberikanku
kata-kata yang menyakitkan hatiku, sementara aku terbakar oleh cinta
dan menjadi abu.”
“Dan bagaimana denganmu? Bagaimana dengan dirimu, wahai
kekasihku, yang telah membeliku? Apakah aku melihat sinyal-sinyal cinta
saat aku memandangmu? Tunjukkan di mana dapat kutemukan sinyal-
sinyal itu. Karena itukah kau memutuskan semua ikatanmu denganku,
agar kau dapat menambatkan talimu pada yang lainnya? Benarkah kau
telah merayuku dengan kata-katamu sementara sepanjang waktu kau