Page 19 - Perjuangan Pondok Pesantren Lirboyo Dalam Peristiwa 10 November 1945 Terbaru
P. 19
Tua ilmunya seiring dengan tuanya usia yang kala itu sudah lebih
dari 40 tahun. Pribadi telah mencerminkan sosok seorang yang alim.
Figur seorang kiai. Sehingga, wajarlah jika saat itu teman-temannya
menempatkan Manab sebagai seorang kiai. Tempat untuk bertanya,
minta pendapat, bahkan tempat berguru.
Menurut Bahtiar dkk (2018: 25-27) Mengemukakan bahwa salah
seorang kiai yang dulu pernah berguru pada Kiai Manab adalah K. Faqih
dari Patik, Brebek, Nganjuk. Apabila seseorang makin luas ilmunya,
tentu makin banyak membutuhkan bahan kajian yang lebih beragam
pula. Seperti Kiai Manab. Karena penguasaan ilmu agama yang kian
matang, beliau juga semakin membutuhkan berbagai macam kitab
untuk muthalaah. Padahal, itu bukanlah masalah mudah sebab untuk
kebutuhan sehari-hari saja jarang ada. Tapi, berkat keuletan beliau,
masalah kitab-kitab itu akhirnya dapat diatasi.
Kiai Manab melakukan barter kitab. Kitab-kitab yang telah
dipahami tuntas beliau tukarkan dengan kitab-kitab baru milik
temannya. Kadang langsung beliau jual kemudian dibelikan kitab yang
baru. Mungkin jika bukan milik Kiai Manab, kitab usang semacam itu
tidak akan laku.