Page 17 - Perjuangan Pondok Pesantren Lirboyo Dalam Peristiwa 10 November 1945 Terbaru
P. 17
Namun, setelah bersusah-payah melakukan perjalanan yang
cukup jauh, sesampai di Bangkalan terjadilah hal yang mengejutkan.
Ternyata, Kiai Kholil menghendaki padi hasil kerja Manab itu untuk
makanan ternaknya. Rupanya, Kiai Kholil tidak mengizinkan Manab
bekerja. Sebagai gantinya, ia disuruh memetik daun pace yang tumbuh
disekitar pondok untuk makanan sehari-hari.
Kecewakah Manab? Tidak. Sedikit pun beliau tidak kecewa.
Bukan pemuda Manab jika tidak kuat menghadapi ujian itu. Perintah
Sang Kiai untuk makan daun pace rebus itu dijalaninya dengan tabah.
Bahkan, sering pula ia harus makan sisa kerak nasi teman-temannya
atau kadang ampas kelapa. Tapi, semua itu tidak pernah ia keluhkan.
Bertahun-tahun ia melakukan tirakat ini. Jarang orang yang tahu.
Karena ketabahan Manab yang mengagumkan inilah pernah terjadi hal
yang cukup tragis. Di bulan suci ramadhan, kala Manab sedang
mengikuti pengajian tafsir Jalalain, dia jatuh pingsan. Mengapa itu
sampai terjadi pada Manab? Semula dikira hanya kepanasan lantaran
panas matahari waktu itu memang begitu menyangat, sedang Manab
tidak mendapatkan tempat yang teduh karena sedikit terlambat. Tapi
setelah diselidiki, ternyata beliau terlalu lapar.