Page 49 - E-MODUL PEMBELAJARAN TERMOKIMIA BERBASIS PBL
P. 49
2) Perhatikan diagram berikut:
∆H1
2A + B A2B
∆H2 ∆H
C + 2D CD2
∆H3
Menurut hukum Hess, ∆H untuk reaksi A2B → CD2 adalah….
Pembahasan:
Hukum hess bergantung dengan keadaan awal dan akhir dari suatu reaksi.
Diketahui:
•Keadaan awal = 2A + B
•Keadaan akhir = CD2
•∆H1 searah dengan ∆H
•∆H2 searah dengan ∆H3
Maka:
∆H1 + ∆H = ∆H2 + ∆H3
∆H = -∆H1 + ∆H2 + ∆H3
Jadi ∆H dapat dihitung melalui rumus -∆H1 + ∆H2 + ∆H3
3. Berdasarkan perubahan entalpi pembentukan standar
Berdasarkan hukum Hess kita bisa menentukan perubahan entalpi suatu reaksi
dengan melihat data entalpi reaksi yang lain, data entalpi yang menjadi dasar penentuan
tersebut adalah data perubahan entalpi pembentukan standar. Kalor suatu reaksi dapat
ditentukan berdasar data entalpi pembentukan zat pereaksi dan zat produknya. Dalam hal
ini, zat pereaksi dianggap terlebih dahulu terurai menjadi unsur-unsurnya, kemudian
unsur-unsur tersebut bereaksi membentuk zat produk. Entalpi pembentukan zat yang
diukur pada keadaan standar merupakan harga ∆H f yang dapat dirumuskan sebagai
o
berikut.
o
o
∆H Reaksi = ∑ ∆H f produk - ∑ ∆H f reaktan
Contoh untuk reaksi a P + b Q → c R + d S
Dimana: a, b, c, dan d adalah koefisien reaksi.
o
o
o
o
Maka harga ∆H reaksi = (c . ∆H f R + d . ∆H f S) – (a . ∆H f P + b . ∆H f Q)
40