Page 46 - E-Modul Interaktif Sejarah Pergerakan Kebangsaan di Indonesia (HP)
P. 46
Materi
Ketakutan”. Tulisan yang dimuat di Het Tijdschrift (majalah IP) dan harian
bernama "De Express" ini turut mengakibatkan Mangunkusumo ditangkap.
Hot Dikutip dari Aji dkk (2020: 66), karena keradikalan organisasi ini maka
pada 4 Mei 1913, Indische Partiij dinyatakan sebagai partai terlarang.
Meskipun dibubarkan, ketiga tokoh pendirinya tetap berjuang. Douwes Dekker
tetap di jalur politik, Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) terjun dalam
bidang pendidikan, dan Cipto Mangunkusumo meneruskan perjuangannya
yang radikal walaupun berada di balik penjara. Umur pendek yang dimiliki
Indische Partij bukan menjadi penghalang organisasi ini berdampak
terhadap perjuangan kemerdekaan, terutama menyebarkan paham
kebangsaan.
TAHUKAH KAMU?
Hot Dikutip dari Tempo.com, terdapat dua tokoh yang memiliki nama
belakang Douwes Dekker dalam sejarah Indonesia, yakni Eduard Douwes
Dekker dan Ernest Douwes Dekker. Disebabkan memiliki nama yang mirip
dan sama-sama turut dalam upaya kemerdekaan, banyak orang yang
mengira bahwa kedua orang tersebut sama. Eduard Douwes Dekker
merupakan tokoh yang lahir pada abad 19, ia dikenal dengan nama
samaran Multatuli dan penulis buku Max Havelaar. Sementara itu, Ernest
Douwes Dekker merupakan sosok yang dikenal sebagai salah satu
anggota Tiga Serangkai, yang kemudian pada saat Indonesia merdeka
berganti nama menjadi Danudirja Setiabudi. Walaupun demikian, kedua
sosok tersebut masih memiliki tali persaudaraan, di mana Ernest Douwes
Dekker merupakan cucu Jan Douwes Dekker, saudara kandung Eduard
Douwes Dekker.
Eduard Douwes Dekker (kiri) dan Ernest Douwes Dekker (kanan)
Sumber: Wikipedia.org
34