Page 66 - Modul Teknik Pengeringan 2021
P. 66

dan  jika  kelembaban  nisbi  udara  sekeliling  65%  maka  aktivitas  air

                                   komoditas  juga  sebanding,  yaitu  0.65.  Dengan  kata  lain  Aw  =
                                   RH/100. Akan tetapi istilah Aw dibedakan dengan kelembaban nisbi

                                   (kelembaban  relatif,  RH).  Aw  digunakan  untuk  larutan  atau  bahan
                                   pangan, sedangkan RH untuk udara atau ruangan.


                               4.  Kadar air pada permukaan bahan dipengaruhi oleh kelembaban nisbi
                                   atau kelembaban relatif udara di sekitarnya. Apabila kadar air bahan

                                   rendah sedangkan kelembaban relatif di sekitarnya tinggi, maka akan
                                   terjadi penyerapan uap air dari udara ke dalam bahan sehingga kadar

                                   air bahan menjadi lebih tinggi. Apabila suhu bahan lebih rendah atau

                                   dingin akan terjadi kondensasi udara pada permukaan bahan dan dapat
                                   menjadi  media  yang  baik  bagi  mikroba  untuk  berkembang  biak,

                                   seperti  bakteri  atau  kapang.  Kondensasi  ini  tidak  selalu  berasal  dari
                                   luar  bahan  saja,  akan  tetapi  didalam  proses  pengepakan  atau

                                   pengemasan, beberapa bahan pangan seperti buah-uahan dan sayuran
                                   dapat  menghasilkan  air  dari  proses  respirasi  dan  transpirasi.  Air  ini

                                   dapat membantu pertumbuhan mikroba.

                               5.  Mengurangi  konsumsi  energi,  biaya  dan  dampak  lingkungan  dari

                                   pengering  dapat  dicapai  dengan  cara  yang  berbeda,  yaitu  melalui

                                   proses dewatering makanan sebelum proses pengeringan, mengurangi
                                   kelembaban  gas  saluran  masuk  dan  keluar,  mengurangi  kehilangan

                                   panas, memulihkan panas antara aliran panas dan dingin, menerapkan
                                   biaya lebih rendah dan atau sumber panas terbarukan, seperti energi

                                   matahari  dan  biofuel,  menggabungkan  panas  dan  tenaga  untuk
                                   mengurangi  waktu  pengeringan  secara  drastis,  serta  menggunakan

                                   teknologi  pengeringan  pintar  (smart  drying  technology)  untuk

                                   menghindari pengeringan yang berlebihan.


                        F.  Referensi

                               [1]  Amanah, H.  Z., A. Andriani, S. Rahayoe. 2010. Perpindahan Massa
                                   pada  Pengeringan  Jahe  Menggunakan  Efek  Ruma  Kaca.  Prosiding

                                   Seminar  Nasional  Perteta  “Revitalisasi  Mekanisasi  Pertanian  dalam



                                                                                                     60
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71