Page 128 - Perspektif Agraria Kritis
P. 128

Bagian II.  Memaknai Ulang Reforma Agraria



              terkait  dengan  urgensi  untuk  (secara  konseptual  maupun
              praksis)  membedakan  antara  pembaruan  sebagai  “tindakan
              interupsi”  dengan  pembaruan  sebagai  “cara  menjalankan
              sesuatu”.  Yang  pertama  terkait  dengan  program,  sedang  yang
              terakhir terkait dengan governance atau tata pengurusan.

                     Dalam kaitan ini, agenda reforma agraria merupakan
              sebuah program ketimbang tata pengurusan. Sebagai program
              pembaruan,  reforma  agraria  menurut  Wiradi  (2000:  188)
              memiliki karakteristik yang khusus, yaitu “bernuansa gebrakan
              cepat”. Dalam tulisan lain, Wiradi (2003: 8) menjelaskan ciri
              gebrakan  program  reforma  agraria  ini  sebagai  berikut:
              “bentuknya  adalah  sebuah  operasi”,  “sifatnya  ad  hoc”,  dan
              “prosesnya rapid” sehingga ia “mempunyai batas waktu” yang
              tertentu.

                     Karena bersifat gebrakan cepat dan bukan  pekerjaan
              rutin dari birokrasi, maka program reforma agraria idealnya
              dijalankan  oleh  badan  otorita  tersendiri  yang  terpisah  dari
              birokrasi reguler. Badan otorita ini bertanggung jawab secara
              langsung kepada Presiden. Badan serupa juga harus dibentuk
              di  tingkat  daerah  dan  bertanggung  jawab  langsung  kepada
              Gubernur atau Bupati. Dalam operasional sehari-hari, badan-
              badan  di  daerah  inilah  yang  justru  sangat  vital  peranannya
              (Wiradi 2000: 188-189).
                     Menurut  Wiradi  (2000:  189),  pembentukan  badan
              khusus  semacam  ini  diperlukan  untuk  dua  tujuan  berikut.
              Pertama,  mengoordinasikan  dan  mengintegrasikan  berbagai
              sektor  dalam  menggerakkan  langkah  cepat  program  reforma
              agraria. Dengan keberadaan badan otorita, maka kepentingan
              berbagai sektor dapat dijembatani dan tidak dibiarkan berjalan
              sendiri-sendiri. Kedua, badan otorita ini juga bertujuan untuk
              menangani secara cepat, efisien dan adil berbagai konflik yang
              biasanya  memang  menyertai  pelaksanaan  program  reforma
              agraria.



                                          63
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133