Page 127 - Perspektif Agraria Kritis
P. 127
Perspektif Agraria Kritis
agraria; (c) hubungan produksi yang berlangsung dalam
pengusahaannya, serta (d) penciptaan surplus, akumulasi dan
distribusinya. Mengingat kesemua proses ini pada dasarnya
bersifat kompetitif, yang membuka ruang bukan saja bagi
kerjasama namun juga kompetisi dan eksploitasi, maka
pembaruan harus selalu diupayakan di dalam penyelenggaraan
tata pengurusan agraria. Hal ini demi mengupayakan
terwujudnya kondisi ideal berupa struktur agraria yang adil,
hubungan produksi dan distribusi surplus yang setara, serta
ekosistem yang lestari (lihat bab pertama).
Dalam pengertian semacam di atas, tampak ada
keterkaitan yang sangat kuat antara reforma agraria dan
pembaruan tata pengurusan agraria. Bahkan kedua agenda ini
mencakup beberapa komponen kegiatan yang sebetulnya
hampir berhimpitan secara sempurna satu sama lain. Lantas,
apa gerangan yang membedakan di antara kedua agenda ini?
REFORMA AGRARIA SEBAGAI PROGRAM
Baik reforma agraria (yang lazim di-Indonesiakan
menjadi “pembaruan agraria”) maupun pembaruan tata
pengurusan agraria adalah sama-sama merupakan agenda
pembaruan menyangkut isu-isu agraria. Keduanya, seperti
baru saja disinggung, bahkan terdiri atas beberapa komponen
kegiatan yang saling mirip (atau malahan identik) satu sama
lain. Oleh karena itu, pelaksanaan satu komponen pembaruan
tertentu (koreksi ketimpangan penguasaan, misalnya) bisa
jadi mencerminkan realisasi dari kedua agenda pembaruan itu
sekaligus.
Terlepas dari kemiripan dan tumpang tindih di atas,
namun penulis tetap menganggap bahwa kedua agenda ini
mesti dilihat sebagai dua hal yang berbeda, meskipun dalam
pelaksanaanya bisa tidak terpisah satu sama lain. Hal ini
62