Page 124 - Perspektif Agraria Kritis
P. 124
Bagian II. Memaknai Ulang Reforma Agraria
Pada saat yang bersamaan, perlu dikembangkan
kelembagaan produksi yang dapat meningkatkan skala
ekonomi produsen rumah tangga, misalnya dalam bentuk
koperasi petani, badan usaha milik petani, atau badan usaha
milik desa. Kelembagaan produksi bersama ini dapat langsung
dikaitkan dengan pemberian hak kolektif seperti diuraikan di
atas.
Sasaran akhir dari perlindungan sistem produksi ini
adalah optimalisasi usahatani skala rumah tangga dengan
berdasarkan kombinasi kriteria berikut ini: produktivitas dan
keberlanjutan usahatani, pemberagaman sumber nafkah di
pedesaan, partisipasi dan keswadayaan petani, serta
penguatan organisasi tani.
PERLINDUNGAN EKOSISTEM
Krisis ekologi seperti yang disinggung di atas jarang
sekali yang lingkupnya terbatas di level desa (lokalitas),
melainkan hampir selalu mencakup skala ekosistem. Sebagai
misal, apabila krisis ekologi itu berupa kerusakan di daerah
hulu, maka dampaknya akan dirasakan di sepanjang daerah
aliran sungai yang jangkauannya bisa mencakup wilayah yang
bersifat lintas kabupaten dan provinsi, dan bahkan lintas
negara.
Dihadapkan pada situasi krisis dengan skala ekosistem
semacam itu, maka jaminan akses yang diberikan oleh
kebijakan reforma agraria, begitu juga perlindungan hak dan
sistem produksi, akan terancam muspra (hilang sia-sia) karena
terkena dampak krisis ekologi ini. Oleh karena itu, reforma
agraria harus menjamin keberlanjutan tenurial bukan saja
pada aspek jaminan akses dan perlindungan hak dan sistem
produksi, akan tetapi harus juga mencakup perlindungan
ekosistem.
59