Page 146 - Perspektif Agraria Kritis
P. 146

Bagian III.  Pembaruan Desa dari Perspektif Agraria



              diakses oleh  sebesar mungkin warga  desa, khususnya  kaum
              miskin dan marginal.

                     Dalam  rangka  mendeteksi  proses  diferensiasi  manfaat
              dalam pelaksanaan otonomi desa ini, lima pertanyaan kritis
              yang  biasa  diajukan  oleh  kajian  agraria  untuk  menganalisis
              perubahan agraria sangat relevan  untuk  diadopsi di sini: (1)
              siapa  menguasai  apa,  (2)  siapa  mengerjakan  apa,  (3)  siapa
              memperoleh  hasil  apa,  (4)  mereka  gunakan  untuk  apa
              perolehan itu, dan (5) apa yang mereka lakukan kepada satu
              sama lain (Bernstein 2010; White 2011).

                     Melalui tiga kebijakan agraria desa seperti diusulkan di
              atas,  dan  dengan  menjadikan  lima  pertanyaan  ini  sebagai
              instrumen evaluasi dan kontrol, maka dinamika implementasi
              UU  Desa dapat dikritik dari waktu ke waktu, sekaligus bisa
              dideteksi sejak dini dua kemungkinan trajektorinya. Apakah
              proses  dan  kecenderungan  yang  berlangsung  menghasilkan
              dampak  (re)distribusi  manfaat  yang  memihak  kelompok
              marginal  dan  miskin—singkatnya,  peluang  akses  berhasil
              diwujudkan.  Ataukah  sebaliknya,  justru  mengarah  kepada
              terjadinya dampak (re)konsentrasi manfaat di antara segelintir
              pihak saja—yang berarti, justru eksklusi yang terjadi.
                     Di  sinilah  arena  pertarungan  riilnya.  Dan  pada  titik
              inilah jaminan legal semata tidaklah mencukupi dan mobilisasi
              perjuangan sosial menjadi sebuah keniscayaan! []




















                                           81
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151