Page 148 - Perspektif Agraria Kritis
P. 148
6
DESA INKLUSIF AGRARIA
Diskusi mengenai “desa inklusif” sering melalaikan isu
agraria. Padahal, salah satu tantangan utama yang dewasa ini
dihadapi oleh masyarakat desa adalah krisis pedesaan yang
salah satunya ditandai dengan ketimpangan agraria. Memang,
ketimpangan merupakan masalah kronis pada perekonomian
Indonesia secara keseluruhan dan bukan gejala khusus pada
sektor agraria semata. Meski demikian, ketimpangan di sektor
ini jauh lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya.
Sebagai ilustrasi, indeks gini nasional berdasarkan
konsumsi rumah tangga mencapai angka 0,4 pada tahun 2015.
Angka ini akan melonjak hingga mencapai 0,7 jika indeks gini
itu didasarkan pada penguasaan aset agraria. Ilustrasi lain
mengenai kondisi ketimpangan agraria ini pernah disampaikan
oleh Joyo Winoto semasa menjabat Kepala Badan Pertanahan
Nasional. Menurutnya, konsentrasi 56% aset nasional, yang
kebanyakan dalam bentuk konsesi tanah (berkisar antara 62-
87%), dikuasai oleh 0,2% populasi Indonesia (yakni kurang
lebih hanya 460.000 orang)!
Apabila memang demikian situasi riil yang dihadapi
oleh masyarakat desa, maka wacana mengenai desa inklusif
mau tidak mau juga harus diartikan sebagai “desa inklusif
agraria”.
83