Page 168 - Perspektif Agraria Kritis
P. 168
Bagian IV. Konflik & Damai Aceh dari Perspektif Agraria
8
PELAJARAN DARI KASUS DIN MINIMI
Setelah setahun lebih mengangkat senjata, pada 29
Desember 2015 Din Minimi dan puluhan mantan kombatan
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) bersedia menyerahkan diri
kepada aparat keamanan. Keputusan ini telah mengkhiri
perlawanan bersenjata kelompok ini yang telah memakan
banyak korban jiwa. Uniknya, perlawanan bersenjata ini
mereka tujukan bukan kepada Pemerintah Pusat, melainkan
kepada Pemerintah Aceh sendiri yang justru dipimpin oleh
Gubernur Zaini Abdullah yang semula tokoh senior GAM.
Sejak penyerahan diri itu, perdebatan publik yang
terus mencuat di media massa adalah seputar berhak atau
tidaknya kelompok Din Minimi ini memperoleh amnesti.
Padahal, pemberian amnesti ini hanyalah penyelesaian atas
status hukum kelompok ini, dan bukan atas akar masalah yang
mendasari perlawanan mereka.
Akar masalah dari perlawanan kelompok Din Minimi
itu sendiri terletak pada ketegangan sosial-politik terkait
reintegrasi dan transformasi eks kombatan, di mana aspek
keagrariaan cukup menonjol di dalamnya. Seharusnya hal
terakhir ini mendapatkan perhatian yang lebih besar agar
siklus kekerasan tidak terjadi lagi di Aceh.
103