Page 277 - Perspektif Agraria Kritis
P. 277

Perspektif Agraria Kritis


              uleebalang   sebagai   pihak     Lahan
                 antagonis dalam —   96, 97,   alih fungsi   55, 131, 132-133, 155
                 105, 1-6                      bagi-bagi —   xlv, 46, 60
              — pada akhir periode kolonial    distribusi —    Lihat:  reforma
                 96                               agraria   dalam   bentuk
              — pasca MoU Helsinki   Lihat:       distribusi
                 ketegangan  pasca  MoU        ketimpangan
                 Helsinki                         penguasaan/pemilikan  —
              —    yang   berakar   pada          Lihat: tanah, ketimpangan
                 antagonisme  internal  di        penguasaan
                 antara  masyarakat  Aceh      lapar —   xxxvii
                 96, 97, 98, 106-108           legalisasi  —  Lihat:  tanah,
              —    yang   berakar   pada          legalisasi
                 ketegangan       dengan       perubahan  penggunaan  —
                 Pemerintah Pusat   96, 98,       76,  78.  Lihat  juga:  lahan,
                 107                              alih   fungsi;   agraria-
              —    yang   berakar   pada          lingkungan, transformasi
                 ketidakadilan  pembagian      produktivitas —   xliii, 66
                 hasil kekayaan alam   96      sengketa  —      Lihat:  konflik
              —    yang   berakar   pada          agraria
                 kontoversi status otonomi     tata guna —   Lihat: tanah, tata
                 97, 107                          guna
              Lihat  juga:  ketegangan  pasca   — garapan   132
                 Mou Helsinki                  — kering   79, 86
                                               — kritis   55
              Konsumsi                         — perkebunan   76-78, 86
              hasil produksi  sekedar untuk    —  pertanian      Lihat:  tanah
                 —   17
                                                  pertanian
              — komoditas global   27          — sawah   86
              — pangan   16
              — rumah tangga   54, 83          —  terlantar      Lihat:  tanah
                                                  terlantar
              —  yang  bertanggung  jawab
                 xlii                          Lampung
                                               ketimpangan   dan    konfik
              Kota                                agraria di —   xxxiv
              agenda SDGs tentang —   xlii     —  dikeluarkan  dari  lokasi
              bias kepentingan —   28
              pemuda per—an   96                  reforma  agraria      xxxiii,
                                                  xxxiv
              rakyat —   171, 180
                                               Land governance   29
              Kutaraja  (Banda  Aceh,          kecenderungan  ideologis  di
                 Aceh)   106
                                                  balik —   30
              Labour   Lihat: tenaga kerja     kontestasi di seputar —   30


                                          212
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282