Page 289 - Perspektif Agraria Kritis
P. 289

Perspektif Agraria Kritis


              pseudo  —    Lihat:  reforma     —       dalam       bentuk
                 agraria palsu                    sertipikasi/legalisasi  tanah
              realisasi —   xxxv                  xxxii, xlv, 29, 46, 47, 48, 53,
              regulasi —   xxxiii, xxxvi, 45, 53,   55, 56-57, 60, 87, 89. Lihat
                 88, 120                          juga:   reforma   agraria
              sasaran —   50, 51, 54              bukan sertipikasi/legalisasi
              sinergi  antar  pihak  dalam        tanah
                 pelaksanaan —   xliv, 50-51   —      dalam    pandangan
              skema hak dalam —   58              Konsorsium   Pembaruan
              Tanah Objek —   xxxvi, xxxvii,      Agraria   xxxii-xxxviii
                 53, 120, 147, 149, 149n24     —      dalam    pandangan
              tujuan —   xxxvi, xxxviii           Nahdlatul  Ulama      Lihat:
              —  berdampak  pengukuhan            Nahdlatul        Ulama;
                 status quo   48, 49, 56, 57,     Pertanian     Nahdlatul
                 67                               Ulama (Pertanu)
              — berdampak (re)konsentrasi      — dengan pelepasan Kawasan
                 xxxv, xliv, 48, 49, 56-57, 81,   hutan   xxxiii, xxxvii
                 87                            — di masa Pemerintahan Joko
              — bukan sertipikasi/legalisasi      Widodo   xxxii-xxxviii, 45,
                 tanah   xxxii, xxxv, 46, 47,     53-54, 60, 89
                 48, 53, 55, 60                — genuine (sejati)   xxviii, xxxi,
              —  by  grace  (atas  kebaikan       xxxv, 39, 48-49, 67
                 penguasa)   xxxi              —  keras  (drastic  agrarian
              —  by  leverage  (atas  jerih       reform)   xxxiv
                 payah rakyat)   xxxi          — lunak (soft agrarian reform)
              —  dan  komplementaritas            xxxiv
                 dengan  pembaruan  tata       — palsu   xxviii, xxxii, xxxiv, 46,
                 pengurusan agraria   39, 62,     48-49
                 64-65, 67                     —    sebagai   demokratisasi
              —  dalam  bentuk  distribusi        relasi-relasi  sosial  agraria
                 xxxiii,  xxxvii,  xliv,  46,  47,   xliv, 46-47
                 48, 49, 53, 56, 57, 81, 84, 85,   — sebagai mandat konstitusi
                 86, 87, 98, 108, 114, 115-116,   xxxi
                 119,  120,  123,  125,  156,  168,   —  sebagai  program  “ad  hoc”
                 174-176                          33n7, 62-63
              —  dalam  bentuk  redistribusi   — secara top-down   xxxvii
                 xxxii,  xxxiii,  xxxv,  xxxvi,   —   untuk   keberlanjutan
                 xxxvii, xliv, 46, 48, 49, 53,    tenurial   39, 53-60
                 56, 57, 80, 81, 84, 85, 86, 87,   Reformasi   liii, 87, 150, 157
                 89, 117-119, 120, 123-124, 125,
                 126, 142, 147, 148, 149, 168,   Rekognisi
                 174-176


                                          224
   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294